7 Tahapan Tes Kejiwaan yang Akan Dijalani George Sugama Halim
Kesehatan
.jpg)
Tersangka kasus penganiayaan pegawai toko roti, Goerge Sugama Halim akan diperiksa kejiwaannya, terkait kekerasan yang ia lakukan pada Dwi Ayu Darmawati.
Hal itu diungkapkan oleh Kapolres Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI, Selasa (17/12/2024).
Menurutnya, langkah ini dilakukan sebab berdasarkan pemeriksaan para saksi, anak bos toko roti Lindayes Patisserie and Coffee, Cakung, Penggilingan, Jakarta Timur itu memang memiliki karakter temperamental.
Baca Juga: Diperiksa Polisi Satu Jam Lebih, Razman Arif Nasution Yakin Bisa Seret Nikita Mirzani ke Penjara
"Jadi kami akan melakukan pemeriksaan kejiwaan daripada si tersangka ini sendiri," ujarnya kepada awak media di Gedung DPR RI.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Komisi III DPR RI, Habiburrokhman, juga mempertanyakan kondisi kejiwaan George.
"Ini pelaku (anak bos toko roti) kasat mata terlibat sakit jiwa atau apa sih?" ucap Habiburrakhman heran.
Baca Juga: Polisi Periksa Diduga Anak Petinggi Polri yang Aniaya Rekannya di PTIK
Apa itu tes kejiwaan dan bagaimana tahapannya?
Dikutip dari berbagai sumber, tes kejiwaan adalah rangkaian pemeriksaan yang dilakukan untuk mengevaluasi kondisi kesehatan mental dan mendeteksi gangguan kejiwaan pada seseorang.
Berikut adalah tahapan umum yang biasa dilakukan dalam tes kejiwaan:
1. Wawancara Awal
Pemeriksaan dimulai dengan wawancara antara pasien dan profesional kesehatan mental, seperti psikiater atau psikolog.
Wawancara ini bertujuan untuk memahami riwayat kesehatan mental pasien, riwayat kesehatan fisik, faktor-faktor lingkungan, dan gangguan mental yang mungkin ada dalam keluarga.
2. Pemeriksaan Fisik
Dokter atau psikolog mungkin melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan tidak ada kondisi medis yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan pasien.
Ini termasuk pemeriksaan vital seperti tekanan darah, detak jantung, dan suhu tubuh.
3. Pengisian Kuesioner
Pasien akan diminta untuk mengisi kuesioner yang dirancang untuk mengidentifikasi gejala-gejala gangguan kejiwaan tertentu.
Kuesioner ini dapat mencakup berbagai aspek seperti emosi, perilaku, dan fungsi sosial pasien.
4. Observasi
Psikiater atau psikolog akan melakukan observasi terhadap perilaku pasien selama wawancara.
Observasi ini membantu dalam menilai aspek-aspek non-verbal seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan nada suara.
5. Tes Psikologis
Beberapa tes psikologis mungkin dilakukan untuk mendukung diagnosis. Tes ini dapat meliputi tes kognitif, tes perilaku, dan tes emosi.
Contohnya adalah tes Wechsler untuk mengukur kemampuan intelektual atau tes Beck untuk mendeteksi depresi.
6. Diagnosis dan Rekomendasi
Setelah semua data dikumpulkan dan dianalisis, profesional kesehatan mental akan membuat diagnosis berdasarkan hasil tes dan wawancara.
Mereka kemudian akan memberikan rekomendasi terapi atau tindakan selanjutnya sesuai dengan kondisi pasien.
7. Pemantauan dan Evaluasi
Setelah diagnosis dan rekomendasi diberikan, pasien akan dipantau secara berkala untuk menilai perkembangan kondisi kejiwaan mereka. Evaluasi ini penting untuk menyesuaikan rencana perawatan jika diperlukan.
Tahapan ini membantu dalam memberikan gambaran yang komprehensif tentang kondisi kejiwaan pasien dan memastikan bahwa diagnosis dan perawatan yang diberikan adalah yang terbaik untuk pasien tersebut.