Afterburn, Film Bertabur Bintang dengan Review Buruk
Lifestyle

Salah satu film aksi bertema pasca-apokaliptik yang diperankan aktor ternama, Afterburn, telah tayang di bioskop sejak Rabu (17/9/2025).
Afterburn merupakan film yang disutradarai oleh J.J. Perry dan benar-benar bertabur bintang, dengan menampilkan aktor-aktor Marvel Cinematic Universe (MCU), dari bintang Avengers, Samuel L. Jackson sebagai Valentine, dan Dave Bautista dari The Guardians Of The Galaxy sebagai Jake.
Kemudian, masih dari waralaba MCU, ada Olga Kurylenko yang pernah tampil di Black Widow, dan ada Kristofer Hivju yang turut serta sebagai pemeran utama.
Sayang kehadiran para aktor ternama seakan tak bermakna karena review atau ulasan buruk yang diberikan banyak pihak.
Sinopsis Afterburn
Ilustrasi Film Afterburn. [Instagram]
Afterburn mengisahkan kondisi bumi setelah mengalami serangan semburan matahari dahsyat yang menghancurkan belahan timur bumi.
Setelah 10 tahun berselang, kondisi negara-negara Eropa masih belum pulih, namun seorang pemburu harta karun kembali beraksi untuk menemukan benda-benda berharga dari dunia lama untuk klien-klien berkuasa.
Dengan kemampuannya untuk menemukan apa pun, Jake (Dave Bautista) ditunjuk untuk berpetualang ke Eropa dan menemukan Mona Lisa yang didambakan.
Dalam misi terbarunya, Jake diminta bekerja sama dengan pejuang kemerdekaan Drea (Olga Kurylenko) untuk menemukan Mona Lisa sebelum seorang panglima perang yang sinting tiba di sana lebih dulu.
Namun, bukan lukisan, siapa sangka Mona Lisa yang diincar tak seperti yang diduga.
Review Afterburn
Ilustrasi Film Afterburn dengan review buruk dan tak penuhi ekspektasi. [Instagram]
Meskipun punya premis yang bagus, di mana dua panglima perang harus berlomba mengamankan bom dari brankas rahasia Prancis.
Namun, alur cerita, grafis, dialog dan akting para aktor besar dinilai sangat buruk.
Dengan ekspektasi latar pasca-apokaliptik, penggambarannya sangat kurang. Justru banyak latar tempat yang sangat terasa seperti pementasan teater yang sedang tampil di studio dengan latar buatan.
Adegan perjalanan menembus negara-negara yang tengah hancur lebih seperti bermain di trek ATV atau perlombaan off road.
Para karakternya juga dibalut kostum yang berlebihan seperti karakter Olga Kurylenko yang seperti karakter game atau rocker, namun perannya tidak benar-benar penting dalam pemecahan masalah.
Atau Samuel Jackson sebagai Valentino, yang disebut sebagai "Raja" di Inggris tapi perannya sangat minim, karakternya tak berkembang, dan parahnya, tak punya logat British sama sekali.
Dan Kristofer Hivju, sebagai karakter antagonis yang "sok keras" yang ditakuti semua orang ternyata bisa dikalahkan dengan mudahnya.
Kemudian, dari sisi naskah juga penuh dengan berbagai dialog-dialog klise, seperti ketika Jake bicara sendiri untuk berusaha menenangkan diri sendiri, terasa seperti nonton film zaman dulu.
Satu yang bagus dari film ini adalah adegan gore yang tak tanggung-tanggung, memperlihatkan detail ketika tembakan dan rentetan peluru menembus kepala dan badan para pemain.