Metropolitan

Aktivitas Vulkanik Meningkat, Gunung Semeru Masuk Level Awas

18 Desember 2025 | 13:27 WIB
Aktivitas Vulkanik Meningkat, Gunung Semeru Masuk Level Awas
Pengawasan Gunung Semeru Oleh PVMBG [Instagram]

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terus menunjukkan peningkatan signifikan dalam dua bulan terakhir.

rb-1

Setelah serangkaian erupsi sejak November, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menaikkan status gunung tertinggi di Pulau Jawa itu dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas).

Baca Juga: Bikin Ngakak, Remaja Nungging-Nungging Ejek Polisi Langsung Nangis saat Ditangkap

rb-3

Kenaikan status tersebut merespons intensitas kegempaan dan deformasi tubuh gunung yang mengindikasikan pergerakan magma menuju permukaan semakin masif.

Berdasarkan data seismograf, tercatat ratusan gempa letusan atau gempa vulkanik dangkal dalam sehari. Kondisi ini menandakan tekanan gas di bawah kawah Jonggring Saloko belum mereda.

Eskalasi Erupsi dan Ancaman Awan Panas

Baca Juga: Gunung Semeru Dilaporkan Alami 14 Kali Gempa Letusan

Pada Minggu (8/12/2025), Gunung Semeru kembali memuntahkan kolom abu vulkanik setinggi sekitar 1.000 meter di atas puncak. Pengamatan visual juga menunjukkan lontaran material pijar serta aliran lava yang mulai keluar dari kawah.

Fenomena ini menyusul rangkaian erupsi pada pertengahan hingga akhir November lalu dengan tinggi kolom abu berkisar antara 800 hingga 1.100 meter.

Selain abu vulkanik, ancaman utama yang diwaspadai adalah awan panas guguran yang dapat meluncur sewaktu-waktu mengikuti lereng gunung.

Aktivitas seismik yang intens menunjukkan suplai magma masih terus berlangsung, sebagaimana dilaporkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Aktivitas Gunung Semeru.[Instagram]Aktivitas Gunung Semeru.[Instagram]

Zona Bahaya Diperluas dan Evakuasi Warga

Seiring peningkatan status menjadi Awas, PVMBG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperketat radius aman. Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun dalam radius 8 kilometer dari kawah utama Semeru.

Kewaspadaan khusus juga diarahkan ke sektor tenggara, terutama sepanjang alur Sungai Besuk Kobokan. Wilayah ini merupakan jalur alami awan panas dan aliran lahar dingin, terutama saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur kawasan puncak.

Otoritas setempat mengimbau warga untuk mematuhi rekomendasi jarak aman. Risiko yang dihadapi tidak hanya berasal dari erupsi utama, tetapi juga dari bencana sekunder berupa lahar dingin yang berpotensi menerjang permukiman di sepanjang bantaran sungai.

Hingga kini, ratusan warga di lereng Gunung Semeru telah dievakuasi secara bertahap ke lokasi pengungsian yang lebih aman. Sejumlah laporan menyebutkan beberapa rumah warga mulai tertimbun material lahar dingin akibat hujan lebat yang membawa sisa material vulkanik dari puncak.

Dampak erupsi juga dirasakan sektor pariwisata. Seluruh aktivitas pendakian dan wisata di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ditutup total hingga waktu yang belum ditentukan demi keselamatan pengunjung.

Gunung Semeru, yang memiliki sejarah erupsi panjang sejak abad ke-19, kembali mengingatkan publik akan karakteristiknya yang eksplosif sekaligus efusif.

Pemantauan intensif selama 24 jam terus dilakukan guna meminimalkan risiko korban jiwa di salah satu gunung api paling aktif di Indonesia.

Tag Lumajang BencanaAlam GunungSemeru SemeruAwas ErupsiSemeru