Teknologi

Apa Itu Deepfake Vulgar? Kasusnya Ramai oleh Anak Polisi yang Belum Jadi Tersangka

06 November 2025 | 14:14 WIB
Apa Itu Deepfake Vulgar? Kasusnya Ramai oleh Anak Polisi yang Belum Jadi Tersangka
Ilustrasi deepfake. [ftnews-grok]

Belakangan kasus beberapa waktu lalu tentang kasus konten deepfake vulgar dengan korban sejumlah siswi serta alumni SMAN 11 Semarang kembali mencuat. Hingga kini terduga pelaku Chiko Radityatama Agung Putra belum ditetapkan sebagai tersangka meski kasusnya sudah tahap penyidikan.

rb-1

Kasus itu juga memantik ratusan siswa SMAN 11 Semarang menggelar demo menuntut keadilan bagi para korban. Chiko diketahui merupakan mahasiswa Fakultas Hukum Undip sekaligus alumni sekolah tersebut.

Diketahui Chiko merupakan anak polisi. Kedua orang tuanya berdinas di Semarang, Jawa Tengah. Lalu apa sebenarnya deepfake vulgar dalam kasus tersebut?

Baca Juga: Mengenal Deepfake, Teknologi AI Dipakai Modus Penipuan Catut Prabowo-Gibran

rb-3

Pengertian Deepfake Vulgar

Dalam kasus tersebut, Chiko memakai foto siswa, alumni, dan guru sekolah tersebut untuk diedit menjadi video tak pantas atau vulgar. Chiko kemudian menyebarkan hasilnya yang disebut-sebut "deepfake vulgar" lewat akun X.

Baca Juga: Antisipasi Fenomena "Deepfake" Jelang Pemilu 2024

Deepfake adalah teknologi manipulasi video dan audio berbasis kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI) yang dapat membuat seseorang terlihat atau terdengar melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah ia lakukan. Teknologi ini pertama kali muncul sekitar tahun 2017 dan terus berkembang dengan keakuratan yang semakin tinggi.

Proses pengembangan deepfake berawal dari penggunaan algoritma pemrosesan citra untuk menukar wajah satu orang ke dalam video orang lain. Seiring perkembangan teknologi AI, kemampuan deepfake kini semakin canggih, termasuk dalam meniru suara dan ekspresi secara realistis.

Dampak dari kemajuan teknologi deepfake sangat luas dan terasa di berbagai bidang, mulai dari politik hingga dunia hiburan. Deepfake dapat digunakan untuk tujuan kreatif, namun juga dapat disalahgunakan untuk menghasilkan informasi palsu atau merusak reputasi seseorang.

Dalam kasus deepfake vulgar, video hasil produksi seolah seseorang melakukan perbuatan vulgar padahal hanya menggunakan wajah orang tersebut. Video-video tersebut biasanya diproduksi dengan menggabungkan video vulgar asli dengan wajah lain.

Dampak Deepfake Vulgar

Chiko Radityatama minta maaf atas unggahan videonya. [ig @sman11semarang.official]Chiko Radityatama minta maaf atas unggahan videonya. [ig @sman11semarang.official]Deepfake kini menjadi salah satu isu penting dalam keamanan digital dan privasi pribadi. Pemahaman yang kuat mengenai teknologi ini memungkinkan masyarakat lebih waspada dan dapat mengembangkan strategi untuk meminimalkan ancaman serta dampak negatifnya.

Dalam aspek keamanan, deepfake dapat digunakan untuk menyebarkan informasi palsu atau konten manipulatif. Hal ini berpotensi merusak reputasi seseorang dan membuka peluang terjadinya penipuan atau pemerasan berbasis identitas palsu.

Dari sisi privasi, deepfake menjadi ancaman dengan kemampuannya menampilkan seseorang dalam situasi yang tidak pernah terjadi. Kondisi ini dapat merugikan individu baik secara personal maupun profesional, serta menimbulkan kerentanan terhadap pelecehan digital.

Selain itu, deepfake juga berdampak pada citra dan hak cipta karena konten palsu dapat membentuk persepsi negatif terhadap seseorang. Penggunaan materi asli tanpa izin dalam pembuatan deepfake memunculkan perdebatan terkait kepemilikan karya dan diterapkannya regulasi yang lebih ketat.

Tag deepfake deepfake vulgar kasus sman 11 semarang chiko radityatama