Asal-usul Tradisi Sabung Ayam
Daerah

Tiga anggota polisi dari Polres Way Kanan, Provinsi Lampung tewas dalam penggerebekan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung.
Peristiwa itu terjadi pada Senin (17/3/2025) lalu. Ketiga anggota polisi itu yakni Kapolsek Negara Batin Iptu Lusiyanto, Bripka Petrus Apriyanto dan Bripda M Ghalib Surya Ganta.
Ketiganya tewas di tempat, setelah di tembak oleh orang tak dikenal saat menjalankan tugas.
Baca Juga: Review Pistol Semi-otomatis Pindad G2 Combat yang Dipamerkan Kopka Basar Sebelum Tembak 3 Anggota Polisi
Belakangan diketahui dua pelaku yang merembak tiga anggota polisi itu diduga oknum anggota TNI bernama Peltu Lubis dan Kopka Basar.
Kini Peltu Lubis telah menyerahkan diri, sementara Kopka Basar telah ditangkap di rumahnya. Kopka Basar dan Peltu Lubis disebut-sebut sebagai pemilik arena judi sabung ayam itu.
Hingga kini, judi sabung ayam dilarang di Indonesia karena mengandung praktik perjudian. Selain itu sabung ayam adalah tindakan eksploitasi dan kekerasan terhadap hewan.
Baca Juga: Kopda Basar Akui Tembak 3 Polisi di Way Kanan, Terancam Penjara Seumur Hidup
Lantas seperti apakah asal mula sabung ayam? Berikut ulasannya.
Sabung ayam adalah sebuah tradisi kuno yang melibatkan pertarungan antara dua ekor ayam jantan di sebuah arena kecil yang dikelilingi oleh penonton.
Meskipun kini sering dianggap sebagai praktik yang kontroversial karena melibatkan kekerasan terhadap hewan.
Tradisi sabung ayam memiliki sejarah panjang yang tersebar di berbagai budaya dan wilayah di dunia.
Sejarah Sabung Ayam di Dunia
Sabung ayam diperkirakan pertama kali muncul di Asia, khususnya di India, lebih dari 3.000 tahun yang lalu.
Tradisi ini kemudian menyebar ke berbagai wilayah, seperti Cina, Asia Tenggara, Timur Tengah, hingga Eropa melalui jalur perdagangan dan migrasi.
Ayam aduan, khususnya jenis ayam petarung seperti ayam Bangkok dan ayam Shamo, dipelihara secara khusus untuk keperluan ini.
Di banyak budaya kuno, sabung ayam dianggap lebih dari sekadar hiburan. Ayam petarung sering kali dianggap sebagai simbol kekuatan, keberanian, dan semangat juang.
Misalnya, dalam tradisi Hindu kuno, sabung ayam dihubungkan dengan ritual keagamaan sebagai simbol pertempuran antara kebaikan dan kejahatan.
Sabung Ayam di Indonesia
Di Indonesia, sabung ayam memiliki akar budaya yang kuat dan telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat di berbagai daerah.
Beberapa suku di Nusantara, seperti Bali, Toraja, dan Bugis, memiliki tradisi sabung ayam yang terkait dengan upacara adat atau ritual keagamaan.
1. Di Bali: Sabung ayam dikenal dengan istilah tajen. Dalam tradisi Hindu Bali, tajen sering dikaitkan dengan ritual keagamaan seperti tabuh rah , yaitu persembahan darah kepada roh-roh leluhur untuk mengusir energi negatif.
2. Di Toraja: Sabung ayam merupakan bagian dari upacara adat yang berkaitan dengan kematian. Ritual ini melambangkan pertempuran antara dunia manusia dan dunia arwah.
3. Di Bugis dan Makassar: Tradisi sabung ayam sering dijadikan sebagai hiburan masyarakat, meskipun kini banyak yang menganggapnya bertentangan dengan hukum dan norma agama.
Kontroversi Sabung Ayam
Meskipun memiliki nilai sejarah dan budaya, sabung ayam kini menjadi praktik yang diperdebatkan karena dianggap melibatkan kekerasan terhadap hewan.
Selain itu, sabung ayam juga sering kali dikaitkan dengan perjudian ilegal di banyak tempat.