Bank Dunia Sebut 60,3 % Masyarakat Indonesia Miskin, Airlangga: Pemerintah Punya Angka, Standarnya Ada
Nasional

Bank Dunia (World Bank) memberikan estimasi angka penduduk miskin yang ada di Indonesia telah mencapai 172 juta jiwa pada 2024 atau sebesar 60,3 persen dari seluruh warga Indonesia.
Merespon hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyatakan, pemerintah memiliki standar tersendiri dalam menentukan ukuran tingkat kemiskinan. Yakni, menggunakan standar Badan Pusat Statistik (BPS) yang angkanya lebih rendah.
"Pemerintah punya angka, standarnya ada," kata Menko Airlangga.
Baca Juga: Rincian Harta Kekayaan Amalia Adininggar Widyasanti, Kepala BPS yang Baru Dilantik
Untuk diketahui, tingkat kemiskinan di Indonesia dihitung oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan mengacu pada standar garis kemiskinan September 2024 adalah sebesar Rp595.242 per kapita per bulan atau hampir mendekati Rp20.000 per hari.
Dalam laporan terbaru World Bank atau Bank Dunia yang berjudul Macro Poverty Outlook edisi April 2025 disebutkan bahwa Bank Dunia masih mengkategorikan mayoritas masyarakat Indonesia sebagai penduduk miskin, dengan porsi sebesar 60,3 persen dari jumlah penduduk pada 2024 sebesar 285,1 juta jiwa.
Persentase penduduk miskin yang setara 171,91 juta jiwa itu didasari dari acuan garis kemiskinan untuk kategori negara dengan pendapatan menengah ke atas (upper middle income country) sebesar US$ 6,85 per kapita per hari atau setara pengeluaran Rp 115.080 per orang per hari (kurs Rp 16.800/US$).
Baca Juga: Papua Tengah Provinsi Termiskin, Calon Gubernur Wempi Wetipo Punya Harta Jumbo
Meski demikian, Bank Dunia memperkirakann persentase penduduk miskin untuk 2024 itu turun dibanding 2023 yang sebesar 61,8 persen. Proyeksi tingkat kemiskinan Indonesia pada 2025 pun Bank Dunia perkirakan akan semakin menurun menjadi 58,7 persen, 2026 menjadi 57,2 persen, dan pada 2027 menjadi 55,5 persen.***