Baru Jadi Kader, Edy Rahmayadi Dapat Karpet Merah dari PDIP Jadi Bakal Calon Gubernur Sumut, Ini Deretan Kontroversinya

FTNews – Gubernur petahana Sumatera Utara Edy Rahmayadi kembali mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Kali ini dirinya dicalonkan oleh PDIP.

Surat rekomendasi itu diberikan langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (14/8).

Adapun rekomendasi diberikan kepada 305 bakal calon kepala daerah. “Jumlah calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah yang telah diputuskan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri dan diumumkan pada hari ini berasal dari 305 daerah. Tingkat provinsi sebanyak 13 provinsi,” ujar Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto, di Kantor DPP PDIP.

Calon kepala daerah oleh PDIP
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam pernyataan di depan kader PDIP saat penyerahan rekomendasi kepada 305 bakal calon kepala daerah di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (14/8). [FTNews/Muhamad Nur Alfiyan]
Padahal Edy baru menjadi kader PDIP beberapa hari lalu. “Iya otomatis kader. Kader,” kata Ketua DPP PDIP Sumut Djarot Saiful Hidayat di Lapangan Astaka, Deli Serdang, Sabtu (10/8).

Mantan Panglima Kostrad Letnan Jenderal ini pernah memimpin Sumut periode 2018-2023. Dirinya kala itu didukung empat partai, yaitu Hanura, Gerindra, PKS, dan PAN.

Edy Rahmayadi
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyerahkan surat tugas kepada Edy Rahmayadi untuk maju sebagai bakal calon Gubernur Sumatera Utara pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Foto: Antara

Sebelum mendaftar sebagai calon kepala daerah pada 2018, Edy mengajukan surat pensiun dini sebagai prajurit TNI kepada eks Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Pada Pemilihan Kepala Daerah Sumut 2018, Edy melawan pasangan yang diusung PDIP, Djarot Saiful Hidayat dan Sihar Sitorus.

Setelah menjadi gubernur Sumut, Edy kerap kali melontarkan pernyataan kontroversi, berikut ini rangkumannya.

Edy Rahmayadi
Edy Rahmayadi. Foto: Antara

1. Larang Pelatih Olahraga Berkumis

Pernyataan ini disampaikan pada 2021 lalu. Edy menyebut pelatih olahraga berkumis akan terlihat tua.

“Tak boleh, tak ada pelatih yang berkumis,” kata Edy saat pelantikan Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Sumut di rumah dinas gubernur Sumut, Medan, Rabu (29/12/2021).

2. Larang Pemain Indonesia Berkiprah di Malaysia

Sebelum menjadi gubernur Sumut, Edy pernah menjabat sebagai ketua umum PSSI.

BACA JUGA:   Usai RAT, PPATK Masih Punya PR Bongkar Transaksi Janggal Pegawai DJP

Kala itu Edy melarang melarang pemain Indonesia berkarir di Malaysia. Hal ini menyusul kepergian Evan Dimas dan Ilham Udin ke Liga Malaysia.

“Siapa mereka (Selangor FA)? Seenaknya saja mengontrak-ngontrak. Kalau mata duitan, ya repot juga kita. Tidak ada jiwa nasionalisme (Evan dan Ilham). Nanti akan saya kumpulkan segera,” kata Edy di Kantor Makostrad, Gambir pada Rabu (6/12/2017) lalu.

3. Wartawan Harus Baik

Edy Rahmayadi pernah memberikan pernyataan yang dianggap publik tidak masuk akal saat ia ditanya oleh wartawan. Saat itu Edy diwawancara perihal kinerja timnas Indonesia di Piala AFF 2018.

Ia justru menjawab, “Wartawannya yang harus baik. Kalau wartawannya baik, nanti timnasnya baik.” ujarnya.

Artikel Terkait