Benarkah Islam Melarang Tertawa Terbahak-bahak? Berikut Penjelasan Prof Quraish Shihab
Tertawa bisa menjadi sebuah obat penghilang stres. Dengan tertawa berarti kondisi hati dalam keadaan senang.
Tertawa misalnya didapat dengan cara bercanda atau menonton tontonan komedi. Dalam kondisi sangat lucu terkadang kita bisa tertawa sangat lepas atau terbahak-bahak.
Namun, benarkah Islam melarang tertawa yang sampai terbahak-bahak? Atau bagaimana dengan orang yang suka komedi?
Baca Juga: Hukuman yang Adil untuk Koruptor, Prof Quraish Shihab: Potong Saja Tangannya
Ulama tanah air Profesor M Quraish Shihab menjelaskan terlalu banyak tertawa memang tidak bagus. Namun, itu bukan berarti Nabi Muhammad SAW tidak tertawa.
"Tapi memang, Nabi itu sempurna. Beliau senyum, walaupun tertawa terlalu keras tertawanya itu hanya sampai terlihat gerahamnya," kata Prof Quraish dalam YouTube Shihab dan Shihab yang dipandu Najwa Shihab.
Prof melanjutkan, larangan yang mutlak tidak boleh tertawa terbahak-bahak tidak ada. Islam membolehkan tertawa atau menonton komedi namun tidak boleh dilakukan secara berlebihan.
Baca Juga: Ciri-Ciri Pemimpin yang Baik dalam Islam, Adakah di Indonesia Sekarang Ini?
"Segala yang berlebihan itu buruk. Segala yang bertentangan dengan naluri manusia tidak dibenarkan, seperti secara naluriah orang senang berguyon," kata Prof Quraish Shihab.
Bahkan, menurut Prof Quraish, orang yang terus-menerus serius tidak baik. Di sanalah perlu tertawa dan tersenyum.
"Nabi sendiri berkata jiwa ini perlu dihibur, sehingga semua tidak terlihat serius," kata Prof Quraish.