Beredar Tautan Video Ahmad Sahroni di Medsos Usai Flashdisk Hilang, Waspadai Malware
Beredar tautan video Ahmad Sahroni di media sosial (Medsos) setelah flashdisk miliknya hilang saat dijarah massa pada akhir Agustus 2025.
Muncul kabar beredar bahwa flashdisk milik Ahmad Sahroni berupa video dan foto penting, termasuk dugaan adanya koleksi video dewasa di dalam rumah tersebut.
Sejumlah tautan video yang mengatasnamakan Ahmad Sahroni mulai tersebar di media sosial, memicu kehebohan dan spekulasi luas.
Baca Juga: Ahmad Sahroni Batal Jadi Ketua Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono, Ada Apa?
Namun, ada peringatan agar masyarakat waspada karena beberapa tautan yang beredar bisa saja jebakan atau berpotensi pencurian data.
Video Ahmad Sahroni dari Flashdisk
Ahmad Sahroni, anggota DPR RI. (Instagram)
Baca Juga: Hasil Lengkap Sidang MKD DPR RI, Ahmad Sahroni hingga Nafa Urbach
Informasi tentang isi flashdisk yang sebenarnya sulit diverifikasi dan akun yang mengklaim mengunggah isi flashdisk tersebut dinilai tidak kredibel.
Meski begitu, muncul kritik dan sindiran keras dari netizen terkait temuan video dewasa tersebut yang semakin memperburuk citra Ahmad Sahroni.
Penting untuk berhati-hati dalam mengonsumsi dan menyebarkan konten yang belum jelas sumber dan keasliannya demi menghindari penyebaran hoaks dan potensi penipuan digital.
Dampak Klik Tautan Video
Ilustrasi pencurian data. [Pexels]
Mengklik tautan video yang beredar di media sosial tanpa mengecek keamanannya bisa berakibat serius, terutama pencurian data pribadi. Berikut dampak utama yang bisa terjadi:
1. Pencurian Data Pribadi
Tautan berbahaya sering digunakan untuk mencuri informasi sensitif seperti kata sandi, nomor kartu kredit, alamat email, dan data pribadi lainnya yang bisa disalahgunakan untuk penipuan, pencurian identitas, hingga akses ilegal ke akun penting korban.
2. Infeksi Malware
Dengan mengklik tautan tersebut, perangkat bisa terunduh malware, spyware, atau ransomware yang memungkinkan pelaku mengontrol perangkat, memata-matai aktivitas, mencuri data, bahkan mengunci data korban dan meminta tebusan.
3. Kehilangan Akses Akun
Data yang dicuri memungkinkan pelaku mengambil alih akun media sosial, email, dan akun finansial, dengan risiko korban kehilangan kontrol penuh atas akun-akun tersebut.
4. Kerugian Finansial
Pelaku bisa menggunakan data yang didapat untuk melakukan transaksi ilegal, menguras saldo rekening atau dompet digital korban secara diam-diam.
5. Penyebaran Hoaks dan Penipuan Lebih Lanjut
Dengan data yang dicuri, pelaku bisa menyebarkan informasi palsu atau melakukan penipuan lain yang merugikan orang lain.
Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu berhati-hati, memeriksa keaslian tautan, tidak sembarangan memasukkan data pribadi, mengaktifkan fitur keamanan di perangkat, serta menggunakan antivirus dan firewall sebagai pencegahan.