BGN Bakal Siapkan Skema Asuransi untuk Program MBG

Nasional

Sabtu, 10 Mei 2025 | 14:36 WIB
BGN Bakal Siapkan Skema Asuransi untuk Program MBG
Deputi Bidang Sistem dan Tatakelola BGN Tigor Pangaribuan dalam acara diskusi Double Check yang digagas DPP Gempita di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/5/2025). [Foto: FTNews.co.id/Selvianus Kopong Basar]

Badan Gizi Nasional (BGN) bakal menyiapkan skema kerja sama dengan perusahaan asuransi untuk mendukung pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

rb-1

Deputi Bidang Sistem dan Tatakelola BGN, Tigor Pangaribuan mengatakan, pembiayaan asuransi akan dimasukkan ke dalam pos biaya operasional tanpa mengurangi jatah bahan baku makanan bagi peserta program.

Tigor menegaskan bahwa program asuransi merupakan tahap penyempurnaan program MBG setelah dimulai pada awal tahun 2025 ini.

Baca Juga: Peredaran Uang dalam Program MBG Capai Rp28 Triliun, Prof Dadan: Itu bukan Uang APBN tapi Mitra BGN

rb-3

"Memang biaya operasional akan kami berikan porsi biaya untuk pembiayaan karyawan, ada pembayaran listrik/air dan gas. Nah, nanti kami akan tambahkan porsi (asuransi) dari sana (anggaran yang sudah ada) untuk meng-cover biaya asuransi," kata Tigor Pangaribuan saat jadi pembicara di Diskusi Double Check yang digagas DPP Gempita digelar di Agreya Coffe kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/5/2025).

Tigor menambahkan bahwa pihaknya juga sedang meninjau sejumlah proposal dari perusahaan asuransi yang telah menyatakan minat untuk bekerja sama dengan BGN.

Menurutnya, proses review masih berjalan untuk menentukan pilihan yang paling tepat dan efisien, serta tetap menjaga kualitas gizi program.

Baca Juga: Sukseskan Program MBG, Nafa Urbach sampai Studi Banding ke Rwanda

Setelah sudah disepakati, maka BGN akan meluncurkan ke dalam konteks perjanjian dengan seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang telah beroperasional.

Nantinya akan diberi informasi jelas mengenai besaran biaya asuransi dan cakupan perlindungannya.

"Jadi satuan pelayanan itu akan kami bilang, biaya asuransi yang akan dikenakan sekian dan akan meng-cover apa saja. Jadi begitu, step step-nya," papar Tigor.

Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN Tigor Pangaribuan dalam diskusi Double Check di Agreya Coffe kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/5/2025). [Foto: FTNews.co.id/Selvianus Kopong Basar]

Terkait biaya asuransi, Tigor menyebut bahwa jika pemotongan dilakukan dari biaya operasional, maka sejatinya pembiayaan tetap menjadi tanggung jawab pemerintah.

"Kalau dia (perusahaan asuransi membolehkan) kita memotong dari biaya operasional sebenarnya itu menjadi beban dari pemerintah, karena akan di-charge balik ke negara. Jadi prinsipnya dari negara juga karena biaya operasional. Tetapi berbeda kalau dari biaya sewa baru dibebankan ke SPPG, tetapi enggak karena kami akan bebankan dari biaya operasional," jelasnya.

Lebih jauh, Tigor juga menyinggung soal perlindungan asuransi dalam program ini tidak terbatas pada kasus keracunan makanan.

Dia mencontohkan kasus di Cianjur. BGN turut menanggung biaya pengobatan anak yang sakit meskipun kemungkinan penyebabnya berasal dari makanan lain yang dikonsumsi sebelumnya.

Bahkan dalam kasus tersebut, BGN bahkan mengganti penghasilan harian orang tua yang harus menunggu anaknya di rumah sakit.

"Bisa saja dia sudah makan sesuatu yang lain di tadi malam, tetap saja BGN membantu biaya pengobatan bahkan yang di Cianjur itu pak Kepala Badan sampai juga ikut mengkompensasi biaya dari orang tua yang menunggu anaknya di rumah sakit, karena orang tuanya jadi tidak bekerja. Jadi dua hari penghasilan orang tua ditransfer oleh BGN dalam hal itu ya," jelasnya.

Diskusi Double Check menghadirkan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi, Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN) Tigor Pangaribuan, Ketua DPP Gempita Alfonso FP dan dipandu oleh Wakil Ketua DPP Gempita Roso Daras di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/5/2025). [Foto: FTNews.co.id/Selvianus Kopong Basar]

Saat ini, BGN tengah menyusun formulasi anggaran memungkinkan perlindungan asuransi diperluas untuk mencakup risiko-risiko lain seperti kebakaran dan kecelakaan.

Hal ini menyusul kompleksitas pengantaran makanan bergizi yang membutuhkan jaminan keamanan menyeluruh.

"Kemudian juga sekarang ini BGN sedang mencari formulasi yang tepat, dari budget yang Rp 15.000 itu bagaimana bisa mengcover juga asuransi-asuransi kebakaran, kecelakaan. Karena kan ini pengantaran makan bergizi itu pak itu cukup ribet gitu, itu juga sedang kami cari formulasinya," tutur Tigor. (Penulis: Selvianus Kopong Basar)

Tag DPP GEMPITA Program MBG BGN makan gizi gratis Asuransi

Terkini