Biodata dan Agama Mochammad Idjon Djanbi, Pendiri Kopassus Naturalisasi Belanda
Sejarah Kopassus juga mengakui bahwa keberadaan Idjon Djanbi sebagai komandan pertama tidak hanya simbolis, melainkan praktis: ia mendesain pola latihan awal, menyeleksi kader pertama, dan memperkenalkan unsur-unsur keahlian komando, terjun payung, dan taktik pasukan khusus lainnya.
Karakter kepemimpinannya, disiplin, dan pengalaman internasional juga menjadikan pasukan yang dipimpinnya dihormati dan dikenal efektif dalam berbagai operasi sejak masa awal.
Walau banyak dihormati, ada pula aspek-aspek yang tentang perjalanan hidupnya yang menimbulkan kontroversi kecil — seperti tudingan sebagai mantan tentara Belanda, atau skeptisisme terhadap loyalitas pada masa awal kemerdekaan Indonesia.
Namun menurut berbagai sumber, Idjon memilih untuk tetap tinggal dan mengabdi kepada Republik Indonesia setelah revolusi, yang kemudian memperkuat posisinya sebagai tokoh dasar Kopassus.
Warisan Idjon Djanbi tetap dikenang lewat organisasi Kopassus yang hingga kini menjadi salah satu pasukan khusus paling disegani di Indonesia. Nama dan dedikasinya diabadikan, di antaranya pada Kesatrian di Pusdikpassus di Batujajar, Bandung.
Biodata Mochammad Idjon Djanbi
Nama asli: Rokus Bernardus Visser (kadang ditulis Rodes Barendrecht “Rokus” Visser)
Nama Indonesia: Mochammad Idjon Djanbi
Tanggal lahir: 13 Mei 1914
Tempat lahir: Boskoop, Holland Selatan, Belanda
Agama: Islam
Kewarganegaraan: Belanda (lahir), kemudian naturalisasi menjadi warga Indonesia
Pendidikan awal: Kursus agraria di Liverpool, pelatihan militer di Inggris (termasuk pelatihan komando)
Karier militer: KNIL dan Korps Speciale Troepen (Belanda), kemudian komandan pasukan komando TNI AD pertama (Kopassus)
Jabatan penting: Komandan pertama Kesko TT III (yang menjadi cikal bakal Kopassus) sejak 16 April 1952 sampai sekitar pertengahan 1950-an; Mayor Infanteri TNI dengan NRP 17665
Pangkat tertinggi yang dipegang: Letnan Kolonel (setelah kenaikan pangkat pada 1969)
Tanggal wafat: 1 April 1977
Tempat wafat Yogyakarta, Indonesia
Alasan wafat: Penyakit usus besar & usus buntu (komplikasi)
Penghormatan / Warisan: Nama Kesatrian di Pusdikpassus Batujajar Bandung diabadikan atas namanya; dikenang sebagai pendiri Kopassus; pengaruh besar dalam pembentukan pasukan khusus Indonesia