Cita-cita Brigadir J Jadi Perwira Polisi dan Lulus Kuliah Pupus Sudah
Daerah

Forumterkininews.id, Muaro Jambi - Menjadi seorang perwira di instansi kepolisian, sebuah harapan dan cita-cita Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat di masa yang akan datang, setelah menyelesaikan sekolah perguruan tinggi atau menamatkan bangku kuliah menjadi Sarjana Hukum (SH).
Sejak kecil, Brigadir J mempunyai keinginan menjadi anggota polisi atau abdi negara dalam penegakan hukum dan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Hal tersebut diungkapkan ayah Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J), Samuel Hutabarat saat berbincang-bincang dengan tim forumterkininews.id di kediamannya, Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga: Berakhir Pekan Depan, Penahanan Ferdy Sambo Cs Diperpanjang 30 Hari
Sang ayah mengatakan bahwa sejak awal mengenyam pendidikan formal, Brigadir J sudah mempunyai cita-cita ingin menjadi polisi. Kemudian setelah lulus pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), Brigadir Yoshua mendaftarkan diri sebagai anggota polisi, dan diterima menjadi Bintara Polri.
"Cita-cita dia (Brigadir J) dari kecil memang ingin menjadi polisi. Sebelum dia masuk SD, dia sudah mentok pengen jadi polisi. Dulu pangkat polisi itu warna kuning bengkok, itu satu-satunya cita-cita dia. Nyatanya sesudah besar tamat SLTA, dia ingin daftar masuk menjadi polisi," kata Samuel kepada tim forumterkininews.id di kediamannya.
Setelah diterima menjadi anggota polisi, sang ayah memberikan nasihat kepada anaknya untuk tidak berhenti belajar. Nasihat sang ayah, diikuti oleh Brigadir J dengan mendaftar di sekolah perguruan tinggi di Jakarta.
Baca Juga: Ferdy Sambo Klaim Sempat Minta Bharada E untuk Hentikan Tembakan ke Brigadir J
"Setelah masuk menjadi polisi, saya anjurkan sama dia (Brigadir J), karena dia masuk polisi tamat SMA, saya nasihati dia, kalau sudah masuk polisi, begini ya nak, kamu harus belajar, jangan berhenti belajar," ucapnya.
Sambil bertugas menjadi anggota polisi, Brigadir J membagi waktu dengan jam perkuliahan, karena dia mengambil jurusan ilmu hukum. Dan pada tahun ini seharusnya Brigadir Yoshua akan di wisuda menjadi Sarjana Hukum (SH).
Kata Samuel, setelah memperoleh gelar SH, sang anak akan mencoba mengikuti sekolah Perwira polisi dengan melakukan pendaftaran siswa Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) 2022.
Namun takdir berkata lain, Brigadir J mengalami kejadian yang mengenaskan berupa penembakan yang dilakukan Bharada E hingga meninggal dunia. Sungguh sangat menyayat hati kedua orang tua.
"Saya suruh kuliah, terus dia kuliah. Tahun ini tanggung, aturan sudah mau di wisuda menjadi SH. Karena dia ambil jurusan hukum," tuturnya.
"Cita-cita dia memang kalau sudah Brigadir dewasa, dapat ijazah sarjana, mencoba mau masuk sekolah calon perwira (caper). Nyatanya jadi begini nasibnya," imbuhnya.
Setelah lama menjadi anggota polisi, keinginan Brigadir J yang belum tercapai, adalah menjadi perwira polisi yang dimulai Perwira menengah (Pamen) hingga Perwira Tinggi (Pati) Polri.
"Memiliki jiwa sosial tinggi, dan ingin menjadi perwira di kepolisian," ungkapnya.
Untuk informasi, Brigadir J tewas pada Jumat 8 Juli 2022 lalu. Menurut versi kepolisian, Brigadir J yang merupakan sopir dinas istri Kadiv Propam Polri non-aktif Irjen Ferdy Sambo itu, tewas setelah baku tembak dengan ajudan bernama Bharada E.
Baku tembak itu disebut polri terjadi di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Menurut keterangan polisi, Brigadir J tewas ditembak lantaran akan melakukan pelecehan dan penodongan pistol kepada istri dari Irjen Ferdy Sambo.
Namun, dalam kasus ini, pihak kuasa hukum menemukan sejumlah kejanggalan. Di antaranya adalah soal hasil autopsi yang dilakukan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Pihak pengacara mengatakan, di tubuh Brigadir J bukan hanyaada luka tembak. Melainkan luka lain di bagian wajah, leher, ketiak, hingga kaki. Hal tersebut yang menjadi dasar pihak keluarga meminta dilakukan autopsi ulang kepada jenazah Brigadir J.