Ditemukan CTM dan Parasetamol, Benarkah Arya Daru Meninggal karena Obat Bebas?

Lifestyle

Selasa, 29 Juli 2025 | 16:45 WIB
Ditemukan CTM dan Parasetamol, Benarkah Arya Daru Meninggal karena Obat Bebas?
Ilustrasi obat (Pexels)

Mabes Polri akhirnya mengungkap hasil pemeriksaan toksikologi terhadap jenazah Arya Daru Pangayunan (ADP), yang meninggal secara misterius beberapa waktu lalu.

rb-1

Tim forensik telah menganalisis delapan sampel biologis dari tubuh Arya meliputi otak, empedu, limpa, hati, ginjal, lambung, darah, dan urin dalam rangka mencari jejak zat beracun yang mungkin jadi penyebab kematiannya.

Baca Juga: Kembali Olah TKP Tewasnya Diplomat Kemlu, Polisi Gandeng Ahli

rb-3

Hasilnya mengejutkan banyak pihak: tidak ditemukan satu pun senyawa toksik berbahaya, seperti pestisida, arsenik, narkoba, atau racun kimia lainnya di seluruh organ dan cairan tubuh korban.

Namun, dua zat ditemukan dalam tubuh Arya:

  • Parasetamol di jaringan otak

    Baca Juga: Kasus Kematian Tak Wajar Diplomat Muda Kemlu Arya Daru Pangayunan Diambil Alih Polda
  • Chlorpheniramine Maleate (CTM) dalam urin

Keduanya bukan zat asing dalam dunia medis, bahkan bisa dibeli bebas di apotek. Tapi tetap saja, publik bertanya-tanya: Apa itu CTM? Apakah aman? Dan mengapa zat ini bisa ada dalam tubuh korban?

CTM: Obat Alergi Sehari-hari, Tapi Tak Bisa Diremehkan

Ilustrasi obat (Pexels)Ilustrasi obat (Pexels)

CTM atau chlorpheniramine maleate adalah obat golongan antihistamin generasi pertama yang biasa digunakan untuk meredakan gejala alergi, seperti hidung meler, mata berair, gatal-gatal, atau ruam kulit.

Obat ini bekerja dengan cara menghambat histamin zat kimia yang diproduksi tubuh saat terkena alergen.

Meskipun terlihat umum dan legal, CTM bukan tanpa efek samping. Salah satu dampak paling umum adalah rasa kantuk yang kuat. Karena itulah, obat ini sebaiknya tidak dikonsumsi sebelum menyetir, bekerja, atau melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi.

CTM dalam Kasus ADP: Kebetulan atau Petunjuk?

Menurut keterangan resmi, CTM ditemukan di urin Arya, yang menandakan bahwa ia pernah mengonsumsi obat ini dalam waktu relatif dekat sebelum kematian.

Meski begitu, karena CTM termasuk obat ringan yang sering digunakan untuk mengatasi gejala flu atau alergi musiman, keberadaannya belum dapat dijadikan bukti bahwa obat ini berperan langsung dalam kematian ADP.

Hal serupa juga berlaku untuk parasetamol obat pereda nyeri dan penurun demam yang juga sangat umum digunakan masyarakat.

Kenali Efek Samping dan Risiko CTM

Ilustrasi obat (Pexels)Ilustrasi obat (Pexels)

Meski legal, CTM dapat menimbulkan efek samping seperti:

  • Kantuk berat

  • Pusing

  • Penglihatan kabur

  • Mulut kering

  • Gangguan buang air kecil

  • Detak jantung tidak teratur

  • Perubahan suasana hati

Dalam kasus yang jarang, terutama jika dikonsumsi berlebihan atau bersamaan dengan alkohol dan obat lain, CTM juga bisa menyebabkan komplikasi serius seperti kejang, delirium, hingga gagal organ.

Oleh karena itu, konsultasi medis sangat disarankan sebelum menggunakan CTM, terutama bagi:

  • Lansia

  • Anak-anak

  • Penderita gangguan jantung, ginjal, atau hati

  • Orang yang sedang menggunakan obat penenang atau MAOI

Tag Arya Daru Pangayunan ADP pemeriksaan toksikologi ctm obat ctm efek ctm

Terkini