Dua Presiden Indonesia yang Terlupakan: Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat

Nasional

Kamis, 17 Oktober 2024 | 23:10 WIB
Dua Presiden Indonesia yang Terlupakan: Sjafruddin Prawiranegara dan Mr Assaat
Kolase Mr Assaat (kiri) dan Sjafruddin Prawiranegara (dokumen istimewa)

Rakyat Indonesia sedang menunggu pelantikan pasangan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Minggu, 20 Oktober 2024.

rb-1

Pada umumnya, kita akan menempatkan Prabowo Subianto sebagai presiden RI ke-8, sedangkan Gibran akan menjadi wakil presiden RI ke-14.

Selama ini, yang kita tahu presiden RI pertama dipegang oleh Ir Soekarno, selanjutnya Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo.

rb-3

Sayangnya, rakyat Indonesia seakan sudah melupakan dua tokoh yang pernah menjadi pemimpin RI, yakni Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat.

Sjafrudin Prawiranegara dan Mr Assaat menjadi pemimpin RI dalam kondisi darurat dengan adanya agresi militer Belanda.

1. Sjafruddin Prawiranegara

Sjafruddin Prawiranegara (dokumen istimewa)

Indonesia pernah mengalami Agresi Militer II, di mana Belanda menduduki Ibu Kota Yogyakarta.

Belanda pun menangkap Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta yang saat itu masih berada di Yogyakarta.

Hal itu membuat para pemimpin Indonesia mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi dalam kurun waktu 22 Desember 1948-13 Juli 1949, dan menunjuk Sjafruddin Prawiranegara menjadi pemimpinnya.

Selain jadi pemimpin PDRI, Sjafrudin juga sekaligus menjabat Menteri Pertahanan, Menteri Penerangan dan Menteri Luar Negeri.

Strategi membuat PDRI adalah untuk menunjukkan kepada dunia jika kedaulatan RI masih eksis.

Hal itu juga yang membuat Belanda mau berunding dengan Indonesia, yang dikenal dengan

Perjanjian Roem-Royen, yang kemudian membebaskan Soekarno dan Hatta untuk dikembalikan ke Yogyakarta.

Selanjutnya, Sjafruddin mengembalikan mandat PDRI kepada Soekarno pada 14 Juli 1949 di Jakarta.

Namun, Sjafruddin menjadi tokoh yang seakan ingin dilupakan karena dia terlibat dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di tahun 1958.

PRRI dianggap telah memberontak sehingga Soekarno pun menumpas PRRI dan gerakannya berakhir pada Agustus 1958.

2. Mr. Assaat

Mr Assaat (dokumen istimewa)

Mr. Assaat juga menjadi tokoh yang seakan dilupakan oleh Masyarakat Indonesia.

Beliau pernah menjabat sebagai presiden sementara ketika terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS) hasil dari perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB).

Belanda dan Indonesia menandatangani perjanjian KMB di Den Haag, pada 27 Desember 1949, usai Agresi Militer II berakhir.

Hasil perjanjian KMB memutuskan Belanda menyerahkan kedaulatan kepada RIS yang terdiri dari 16 negara bagian, termasuk Republik Indonesia.

Selanjutnya, Soekarno ditetapkan sebagai Presiden RIS, dan Hatta menjadi Perdana Menteri.

Soekarno menyerahkan kekuasaan pemerintahan RI kepada Mr. Assaat sebagai Acting President atau Pemangku Jabatan Presiden Republik Indonesia.

Mr. Assaat menjabat Presiden Republik Indonesia selama 9 bulan, yaitu 27 Desember 1949 hingga 15 Agustus 1950.

Di tanggal 15 Agustus 1950, RIS bersatu dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (*)

Tag sjafruddin prawiranegara

Terkini