Emosi Terganggu, Sarwendah Bisa Ketawa Sambil Nangis Usai Ayah Meninggal

Kepergian sang ayah, Hendrik Lo, pada Sabtu (19/7/2025) meninggalkan duka mendalam bagi Sarwendah.

Penyanyi sekaligus ibu tiga anak itu mengaku emosinya masih belum stabil hingga saat ini.

Sarwendah mengatakan bahwa sejak sang ayah wafat, ia kerap mengalami perubahan emosi yang drastis, bahkan kadang menangis dan tertawa dalam waktu bersamaan saat berada di rumah duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara, tempat Hendrik Lo disemayamkan.

Baca Juga: Giorgio Antonio Hadiri Malam Kembang Ayah Sarwendah, Suasana Haru Menyelimuti Rumah Duka

“Masih sering (emosi naik turun), makanya aku bilang sekarang ini emosi kita masih belum stabil. Kadang orang lihat kita bisa ketawa, tapi sambil nangis,” ujar Sarwendah saat ditemui di rumah duka, Senin (21/7/2025) malam.

Sarwendah Dekat dengan Ayah

Baca Juga: Sarwendah Beri Jajan Anaknya Pakai ShopeePay, Bisa Pantau Pengeluaran

Sarwendah saat berada di tempat jenazah Hendrik Lo bersemayam di rumah duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara, Senin (21/7/2025) malam. (Selvianus Kopong Basar / FTNews.co.id)

Mantan istri Ruben Onsu itu mengaku sangat kehilangan sosok ayah yang begitu dekat dengannya.

Namun, ia merasa terharu karena banyak orang yang datang memberikan penghormatan terakhir dan mengenang sang ayah sebagai pribadi yang baik.

“Sayang banget. Semua orang sayang sama Yeye dan merasa kehilangan. Yang paling bikin aku terharu adalah semua yang datang atau kirim pesan selalu bilang kalau Yeye itu orang baik, banyak yang sayang sama Yeye,” ungkapnya.

Tak hanya dirinya, Sarwendah juga mengungkapkan bahwa kedua putrinya, Thalia dan Thania, sangat terpukul atas kepergian sang kakek.

Hendrik Lo Ajarkan Cucu Menabung

Sarwendah saat berada di tempat jenazah Hendrik Lo bersemayam di rumah duka Grand Heaven, Pluit, Jakarta Utara, Senin (21/7/2025) malam. (Selvianus Kopong Basar / FTNews.co.id)

Semasa hidup, Hendrik Lo memang sangat dekat dengan cucu-cucunya dan selalu menunjukkan kasih sayang, termasuk mengajarkan mereka menabung.

“Mereka sedih banget, apalagi tiap hari Yeye selalu nelpon tanya, ‘Kesayangan Yeye mau makan apa?’ Itu bikin makin sedih,” tutur Sarwendah.

Ia pun menambahkan bahwa sang ayah dikenal sebagai kakek yang rajin memberi uang receh untuk ditabung cucu-cucunya.

Kini, kedua anaknya bahkan ingin mengirimkan ‘uang’ untuk sang kakek melalui tradisi membakar uang kertas sebagai simbol bekal di alam baka.

“Sekarang mereka bilang, ‘Yeye itu yang paling sering kasih duit celengan’, dan itu selalu uang recehan. Jadi mereka bikin uang kertas untuk dibakar, katanya itu buat bekal Yeye di sana. Mereka bilang mau kirim uang banyak buat Yeye,” pungkasnya.

(Selvianus Kopong Basar)