Fakta Terkini Dugaan Korupsi Kereta Cepat Whoosh, KPK Selidiki Markup Lahan
Dugaan korupsi proyek kereta cepat Whoosh saat ini tengah query oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak awal 2025.
Fokus utama penyelidikan KPK adalah dugaan korupsi dalam pembebasan lahan yang meliputi sejumlah titik di sepanjang jalur proyek, termasuk Stasiun Halim Jakarta dan beberapa lokasi di Bandung.
KPK menduga ada praktik mark-up harga lahan, di mana harga lahan yang sebenarnya 10 kali dijual menjadi 100 kali lipat, yang jelas merugikan keuangan negara.
Baca Juga: Soal Permintaan Otopsi Ulang Brigadir J, Polisi Angkat Bicara
“Seharusnya (misalnya) harga tanah itu 10, tapi dijual menjadi 100. Ini berarti ada ketidakwajaran harga yang harus tembus negara,” kata Plt Deputi Bidang Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu, dalam keterangannya dikutip, Rabu 12 November 2025.
Gedung KPK. [Istimewa]
Selain itu, KPK juga mengusut dugaan korupsi terkait penggelembungan anggaran proyek dan proses perpindahan kontrak dari Jepang ke Cina yang menyebabkan bunga pinjaman membesar dari 0,1% menjadi 3,4%.
Baca Juga: Dear Warga Jakarta! Sedia Payung Sebelum Hujan, Ini Prediksi Cuaca Hari Ini
Penyelidikan ini masih dalam tahap awal dan fokus pada aspek pembebasan lahan, bukan pada proses pengerjaan proyek kereta cepat. KPK menyatakan pencarian ini tidak akan mengganggu operasional proyek Whoosh.
Namun, pihak yang diduga menikmati keuntungan dari mark-up harga lahan akan diminta mengembalikan kerugian negara. KPK juga mendapat dukungan dari DPR dan berbagai lembaga negara dalam melakukan penyelidikan ini.
Meskipun Presiden Prabowo Subianto mengklaim proyek ini tidak bermasalah, KPK tetap melanjutkan penyelidikan untuk memastikan adanya atau tidak adanya unsur pidana korupsi.
Terkait hal ini, oknum pejabat diduga menjual tanah milik negara kepada negara lagi dalam proses pengadaan lahan untuk proyek ini, menimbulkan dugaan praktik korupsi yang serius.
Ringkasan fakta dugaan korupsi kereta cepat Whoosh:
- Penyudikan fokus pada pembukaan lahan yang mengandung mark-up harga signifikan.
- Dugaan penggelembungan anggaran proyek, termasuk kenaikan bunga pinjaman akibat perubahan kontrak.
- Penyudikan masih tahap awal, bukan pada proses pengerjaan teknis proyek.
- KPK mendorong pengembalian kerugian negara dari pihak yang terindikasi merugikan.
- Penyudikan tidak mengganggu operasional proyek namun mengusut aspek korupsi secara mendalam.
- Terdapat dugaan oknum pejabat yang melakukan jual beli tanah negara berulang kali.
Pengetahuan, dugaan korupsi Whoosh atau kereta cepat Jakarta-Bandung, terus disampaikan banyak pihak.
Ekonomi Paramadina, Handi Risza mendukung langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan penyelidikan terhadap dugaan penggelembungan anggaran atau mark up proyek Kereta Cepat atau Whoosh.
Kereta cepat Whoosh. [Dok Istimewa]
Ia mengatakan penyelidikan ini merupakan momentum paling tepat bagi KPK untuk memulai pengusutan adanya indikasi mark-up proyek besar yang merugikan keuangan negara
“Langkah ini sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo untuk tidak memberikan ruang sedikitpun bagi koruptor yang sudah mencuri uang rakyat,” ujar Handi dalam keterangan resminya, Rabu 29 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, dugaan mark-up proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tidak bisa dilepaskan dari proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Pemerintah pada saat itu.
“Proyek KCJB yang semula akan menggandeng Jepang sebagai mitra, kemudian diarahkan ke China. Bahkan Jepang sudah menyelelesaikan studi kelayakan (visibilities study) lebih awal dibandingkan China,” ungkapnya.