Ferdy Sambo Bantah CCTV Komplek Polri Bukan dari Iuran Warga

Forumterkininews.id, Jakarta – Ferdy Sambo membantah pernyataan berita acara pemeriksaan (BAP) Ketua RT yang menyatakan CCTV Komplek Polri Duren Tiga berasal dari iuran warga.

Hal ini dinyatakan dirinya saat jaksa penuntut umum (JPU) membacakan BAP Ketua RT yang tidak dapat hadir dalam sidang pemeriksaan saksi terkait kasus pembunuhan berencana Brigadir J, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada Kamis (29/12).

Awalnya Jaksa membacakan bahwa CCTV di lingkungan Komplek Polri Duren Tiga dipasang pada tahun 2016 dan berasal dari pendanaan warga.

“Selanjutnya CCTV yang dipasangkan pada lingkungan Komplek Polri Duren Tiga sejak sekitar tahun 2016 yang merupakan hasil dari inisiatif dan pendanaan swadaya warga. Sehingga CCTV tersebut merupakan milik warga,” ujar Jaksa.

Selanjutnya jaksa menjelaskan bahwa warga juga memberikan pendanaan untuk perawatan CCTV tersebut.

“Perawatan CCTV tersebut juga dilakukan dengan pendanaan swadaya dengan penanggung jawab ketua RT yaitu saksi sendiri,” lanjut Jaksa.

Kemudian Ferdy Sambo membantah bahwa pernyataan dari Ketua RT yang mengatakan CCTV berasal dari pendanaan warga itu tidak benar.

“Saya akan membantah keterangan dari pak RT ini bahwa di tahun 2016 itu disampaikan itu hasil pendanaan swadaya warga itu tidak benar,” kata Ferdy Sambo.

Selain itu ia juga mengatakan bahwa CCTV tersebut berasal dari uang pribadinya.

“Pendanaan itu dari saya selaku warga komplek polri dan bukan dari iuran warga. Hal ini juga sudah dibenarkan dari saksi Marzuki dan Kodir,” lanjut Ferdy Sambo.

Kodir Sebut Dana CCTV dari Ferdy Sambo

Asisten Rumah Tangga (ART) Ferdy Sambo, Kodir dihadirkan dalam sidang pemeriksaan saksi Irfan Widyanto. Terkait obstruction of justice kasus pembunuhan berencana Brigadir J, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada Kamis (24/11).

Dalam persidangan, ia menyebut bahwa delapan DVR CCTV yang terdapat di Komplek Polri Duren Tiga dibeli oleh Ferdy Sambo pada tahun 2017. Hal ini berbandang terbalik dengan ucapan Ketua RT, Seno yang mengungkapkan bahwa CCTV dipasang sejak 2016.

Awalnya hakim menanyakan kepada Kodir terkait jumlah CCTV yang terpasang di Komplek Polri Duren Tiga.

“Tahu ada berapa titik CCTV yang ada di komplek?” tanya Hakim.

“Setahu saya pas baru, 8,” jawab Kodir.

BACA JUGA:   Sindikat Judi Online di Jakbar: Nekat Retas Situs Resmi untuk Promosi

Kemudian Majelis Hakim menanyakan siapa yang memasang CCTV di Komplek Polri Duren Tiga tersebut.

“Untuk dulu yang masang pak FS pak untuk kebutuhan komplek,” kata Kodir.

“Ah yang benar?” ucap Hakim.

“Betul pak,” ujar Kodir.

“Kok baru sekarang? saksi-saksi lain tidak seperti itu, jadi CCTV yang ada di komplek pemiliknya pak FS?” ujar Hakim.

“Untuk komplek, kalau yang masang pak FS,” kata Kodir.

Terkait hal ini majelis hakim memastikan apakah CCTV tersebut milik Ferdy Sambo atau berasal dari pendanaan warga seperti apa yang dikatakan oleh Ketua RT.

“Kok yang masang dia (Ferdy Sambo)? dia pangkat tinggi kok yang masang? nyuruh orang kali?” tanya Hakim.

“Iya pak,” jawab Kodir.

“Pangkat tinggi masa pasang CCTV, yang benar aja. benar itu? Pemilik CCTV di komplek itu bukan di rumah dinas FS yang masang suruhan pak FS?” ucap Hakim.

“Pas awal iya,” ujar Kodir.

“Kapan awalnya?” kata Hakim.

“2017, betul” ucap Kodir.

“Bukannya punya warga patungan?” tanya Hakim.

“Pak FS yang beli,” jawab Kodir.

Ketua RT Sebut CCTV dari Pendanaan Swadaya Warga

Jaksa Penuntut Umum (JPU) menjelaskan kronologi pergantian DVR CCTV komplek Polri Duren Tiga menurut Ketua RT, Seno Sukarto usai insiden penembakan yang menewaskan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo.

Hal ini diungkapkan pada saat sidang lanjutan pemeriksaan saksi melalui keterangan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Seno akibat dirinya sakit dan tidak dapat menghadiri sidang terhadap dua terdakwa Hendra Kurniawan dan Agus Nurpatria.

“DVR CCTV dengan 8 channel aktif selama 24 jam dipasang sejak tahun 2016 di beberapa sudut jalan yang merupakan hasil inisiatif dan pendanaan swadaya warga sehingga CCTV tersebut merupakan milik warga,” ucap JPU, di PN Jaksel, Kamis (24/11).

Kemudian DVR CCTV ini dilakukan perawatan dengan pendanaan secara swadaya dengan penanggung jawab Ketua RT di bawah tanggung jawab satpam Kompleks Polri Duren Tiga.

“Bahwa perawatan dilakukan disaat ada kerusakan CCTV, perawatan atau perbaikan CCTV  terakhir kali dilakukan pada Januari 2022 karena rusak akibat tersambar petir. Namun hal itu telah diperbaiki dengan dana swadaya dari warga,” kata JPU.

Artikel Terkait