Kardinal Ignatius Suharyo Singgung Dosa Besar Korupsi Saat Misa Natal
Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo menegaskan bahwa perayaan Natal merupakan panggilan bagi seluruh umat manusia untuk menerima firman Allah sebagai terang kehidupan, agar manusia tidak kehilangan martabatnya di tengah tantangan moral zaman ini.
Hal ini disampaikan Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo saat Misa Hari Raya Natal di Gereja ST Perawan Maria Diangkat ke Surga Katedral Jakarta.
“Semua diundang untuk menerima firman sebagai terang hidup, karena dengan menerimanya kita diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah,” kata Kardinal Suharyo dalam refleksi Natalnya, Kamis (25/12).
Baca Juga: Chuck Putranto Sebut Sempat Pancing Ferdy Sambo Ceritakan Tewasnya Brigadir J
Menurutnya, menerima firman berarti membiarkan hidup dibentuk menjadi pribadi yang mulia dan bermartabat. Dalam terang ajaran Rasul Paulus, hal itu berarti menjadi manusia yang semakin mencerminkan kemuliaan Allah.
Misa Natal 2025 di Gereja Katedral Jakarta. [YouTube]“Dalam bahasa yang biasa, itu berarti menjadi manusia yang mulia dan bermartabat, atau di dalam kata-kata Rasul Paulus, menjadi pribadi yang mencerminkan kemuliaan Allah dalam kemuliaan yang semakin besar,” ujarnya.
Namun, Kardinal Suharyo mengingatkan bahwa realitas kehidupan manusia sering kali bertolak belakang dengan panggilan tersebut. Banyak orang, kata dia, justru memilih hidup dalam kegelapan.
Baca Juga: Hari ini Sebagian Wilayah Jakarta Diprediksi Hujan Angin Disertai Petir
“Saudari-saudara terkasih, nyatanya manusia tidak sepenuhnya menerima terang itu, melainkan sering memilih untuk hidup dalam kegelapan. Akibatnya manusia yang mestinya bermartabat luhur dan mulia justru merendahkan martabatnya sendiri,” tegasnya.
Ia menilai, ketika manusia membiarkan hidupnya dipimpin oleh kegelapan, dampaknya sangat nyata dalam kehidupan sosial.
“Buahnya kita semua tahu, yakni semakin luntur dan merosotnya moralitas kehidupan,” kata Kardinal Suharyo.
Perendahan martabat manusia, lanjutnya, telah terjadi sepanjang sejarah umat manusia, dan terwujud dalam berbagai tindakan tidak bermartabat seperti ketidakadilan, pemujaan uang, dan korupsi.
Ia kemudian mengutip keprihatinan mendiang Paus Fransiskus ketika memaklumkan Tahun Suci Luar Biasa. Tentang ketidakadilan, Paus Fransiskus menyoroti penderitaan mereka yang tak bersuara.
“Betapa banyak luka yang ditanggung oleh orang-orang yang tidak mempunyai suara, karena teriakan mereka diredam dan dibenamkan oleh sikap acuh tak acuh orang-orang yang berkuasa,” kutip Kardinal Suharyo.
Mengenai bahaya uang, Paus Fransiskus mengingatkan agar manusia tidak terjebak pada pola pikir yang menyesatkan.
“Janganlah jatuh ke dalam pola pikir yang mengerikan yang beranggapan bahwa kebaikan dan kebahagiaan bergantung pada uang, dan bahwa dibandingkan dengan uang semua yang lain tidak mempunyai nilai dan martabat,” lanjutnya.
Ia juga menegaskan bahwa kekerasan demi kekayaan tidak akan membawa keselamatan bagi siapa pun.
“Kekerasan yang ditimpakan kepada orang lain demi menumpuk kekayaan yang berlumuran darah tidak akan mampu membuat seorang pun tetap berkuasa dan tidak mati,” ujarnya.
Sementara terkait korupsi, Kardinal Suharyo menyampaikan pernyataan Paus Fransiskus dengan nada keprihatinan mendalam.
“Luka-luka bernanah akibat korupsi merupakan dosa berat yang berteriak keras ke surga untuk mendapatkan pembalasan. Korupsi merongrong dasar-dasar kehidupan pribadi dan masyarakat serta menghancurkan harapan kaum lemah dan menginjak-injak orang yang paling miskin,” katanya.
Ia menambahkan bahwa korupsi merupakan skandal publik yang berat dan melumpuhkan harapan akan masa depan.
Suasana Misa Natal 2025. [YouTube]Di tengah kenyataan dunia yang semakin kompleks, Kardinal Suharyo menegaskan bahwa perayaan Natal menjadi momen refleksi dan harapan.
“Di tengah kenyataan seperti ini, bahkan yang jauh lebih kompleks lagi, kita merayakan Natal. Kita diajak menyadari bahwa hanya dengan mengikuti Yesus, Sang Terang Kehidupan, Sang Firman yang menjadi manusia, kita tidak akan merendahkan martabat kita dan tidak akan berjalan di dalam kegelapan,” tutupnya.