Gamer, Waspada "Gaming Disorder"
Kesehatan

FTNews - Bermain gim merupakan salah satu aktivitas yang digemari banyak orang, salah satunya adalah anak muda. Aktivitas ini sudah ada sejak awal tahun 1970-an dan terus berkembang hingga dapat bermain melalui telepon genggam ataupun komputer.
Bermain video gim tidak memerlukan fisik dan stamina tertentu. Hal ini menyebabkan aktivitas ini tidak terbatas oleh umur, gender, bahkan kesehatan seseorang.
Namun, pada tahun 2018, World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan sebuah penyakit bernama Gaming Disorder di dalam International Classification of Disease (ICD-11). ICD-11 ini adalah sebuah daftar dari penyakit dan kondisi medis untuk membantu para petugas kesehatan mendiagnosis dan merawat pasien yang memiliki penyakit.
Baca Juga: BPOM: 23 Obat Sirop Pasien Gagal Ginjal Aman, Ini Daftarnya
Ciri-ciri dari kelainan ini adalah tidak dapat membatasi diri saat bermain gim dan mementingkan gim daripada aktivitas lain.
Selain itu, korban biasanya juga bermain secara berlebihan meskipun banyak efek negatifnya. Untuk mendiagnosa kelainan ini, WHO membutuhkan waktu minimum 12 bulan untuk memastikan adanya ketidaklaziman dalam berperilaku.
Selain itu, pengidap gaming disorder dapat merasakan kegelisahan, depresi, obesitas, jam tidur tidak tentu, dan stres. Tidak hanya kesehatan mental, namun para pengidap gaming disorder dapat mengalami masalah fisik juga. Mulai dari buruknya penglihatan, epilepsi, gangguan muskuloskeletal, bahkan tinitus.
Baca Juga: Ahli Uji Coba Transplantasi Jantung dan Ginjal Babi ke Tubuh Manusia
Perdebatan dalam Dunia Medis
Ilustrasi dokter. Foto: canva
Meskipun begitu, hal ini masih menjadi perdebatan dalam dunia medis. Banyak yang tidak setuju akan terminologi “adiksi terhadap video gimâ€.
"Ada perpecahan yang cukup merata di komunitas ilmiah mengenai apakah 'kecanduan teknologi' itu nyata," ungkap Dr. Michael Bishop, pendiri Summerland Camp, kepada NPR.
“Kita tidak mau mendengar kenyataannya bahwa benda itu (teknologi) yang kita cintai bisa menjadi permasalahan, terutama bagi anak-anak dan pengembangan otaknya,†lanjutnya.
Dr. Douglas Gentile dari Iowa State University, telah mendalami efek dari media bagi anak-anak selama puluhan tahun. Ia menganggap bahwa permasalahan ini memang sebenarnya ada.
“Kecanduan video game dan penggunaan internet, yang didefinisikan sebagai 'disfungsi serius dalam berbagai aspek kehidupan Anda yang mencapai signifikansi klinis,' tampaknya memang ada,†ungkapnya kepada NPR.
Bermain video gim memang menyenangkan. Namun kita harus tetap menyayangi dan menjaga kesehatan fisik dan mental tubuh kita.