Geser Eksistensi Whoosh? KAI-Dedi Mulyadi Akan Luncurkan Kereta Kilat Pajajaran
Menurutnya, momentum pembangunan infrastruktur kereta seperti Kilat Pajajaran akan meningkatkan konektivitas, memperlancar transportasi, serta mendongkrak perekonomian di wilayah utara dan selatan Jawa Barat.
Kesepakatan kerja sama ini resmi ditandatangani pada 25 November 2025 di Purwakarta, disaksikan oleh Wakil Menteri Perhubungan.
Mengapa Kilat Pajajaran Bisa Mmenantang Whoosh?
Kereta cepat Whoosh. [Instagram]Kilat Pajajaran menjanjikan waktu tempuh Jakarta–Bandung selama 1,5 jam, jauh lebih cepat dari kereta reguler (2,5–3 jam), sehingga menjadi alternatif menarik bagi penumpang yang mencari harga dan layanan cepat tanpa harus bayar mahal seperti kereta cepat.
Proyek ini dirancang juga sebagai layanan “kereta kilat” konvensional (bukan high-speed), yang cenderung memiliki tarif lebih terjangkau daripada Whoosh karena infrastruktur dan operasinya berbeda.
Karena lebih murah dan tetap relatif cepat, Kilat Pajajaran bisa menarik segmen penumpang menengah bawah/makan efisien, terutama pekerja, pelajar, atau orang yang sering bolak-balik Jakarta–Bandung namun tak bisa / tak mau bayar tarif tinggi Whoosh.
Whoosh Tetap Punya Pasar Tersendiri
Whoosh adalah kereta cepat sejati, kecepatannya jauh di atas kereta konvensional biasa atau “kilat”.
Waktu tempuh 40–45 menit untuk rute Jakarta–Bandung membuat Whoosh ideal bagi penumpang yang valuasi waktunya sangat tinggi dan siap membayar lebih demi efisiensi.
Siapa yang butuh mobilitas super cepat, misalnya pebisnis, pekerja kantor dengan jadwal sangat padat, atau orang yang sering bepergian jauh dalam waktu singkat, besar kemungkinan tetap memilih Whoosh.
Infrastruktur, kenyamanan, dan kecepatan tinggi Whoosh tetap jadi keunggulan yang sulit disaingi oleh layanan “kilat konvensional.”
Kilat Pajajaran dan Whoosh Bisa Berdampingan
Kilat Pajajaran berpotensi besar menarik segmen pengguna berbeda dibanding Whoosh, terutama mereka yang cari harga lebih ramah dan waktu tempuh yang jauh lebih baik dari kereta biasa.
Sementara itu, Whoosh tetap punya pangsa pasar sendiri: mereka yang butuh kecepatan maksimal dan siap membayar premium.
Jadi, alih-alih “menggerus” pasar Whoosh sepenuhnya, Kilat Pajajaran kemungkinan besar melengkapi ekosistem transportasi rel di Jawa Barat atau Jakarta, menghadirkan pilihan lebih beragam sesuai kebutuhan pengguna.