Gladys KLT Ungkap Anak Dipalak Baby Sitter: Rp300 Ribu untuk Temani Tidur

Kasus pemerasan terhadap anak selebgram Gladys KLT kini menjadi sorotan publik. Dalam sebuah video yang diunggah di akun TikTok pribadinya, @gladysklt, Gladys mengungkapkan bahwa anaknya, Keyzha, menjadi korban pemerasan oleh baby sitter yang bekerja di rumah mereka.

Sang baby sitter diduga meminta bayaran sebesar Rp300 ribu hanya untuk menemani Keyzha tidur, dan tambahan Rp100 ribu untuk mengambil kucing peliharaan anak tersebut.

Pemerasan itu bahkan terekam dalam video CCTV yang menunjukkan momen saat sang anak menyerahkan uang tunai dari tabungannya sendiri, sementara baby sitter tersebut mengambil uang tersebut dengan ekspresi senang.

"Anak saya Keyzha dipalak sama susternya sendiri. Temenin tidur Rp300 ribu, disuruh ambil kucing Rp100 ribu. Dan semua ini terjadi di depan gurunya sendiri. Lihat sendiri kondisi anak saya,” tulis Gladys dalam unggahan tanggal 26 Juni.

Gladys KLT, Sosok Ibu Sekaligus Pengusaha Tangguh

Selain dikenal sebagai selebgram, Gladys KLT yang memiliki nama asli Resty Hajar Septiana, adalah seorang pengusaha kosmetik asal Surabaya yang memulai usahanya dari nol. Lahir pada 5 September 1987, Gladys memulai kariernya sebagai Sales Promotion Girl (SPG) produk kecantikan.

Perjalanan hidupnya penuh perjuangan. Bersama sang suami, mereka pernah tinggal di kamar kos dan hidup dalam keterbatasan. Ia menjual kosmetik dari rumah ke rumah hingga akhirnya bekerja kepada anak dari produsen produk tersebut setelah sang pemilik wafat. Berbekal

pengalaman itu, Gladys akhirnya berani meluncurkan merek kosmetik miliknya sendiri.

Pada tahun 2009, produk miliknya mulai meraih kesuksesan. Penjualan yang meningkat dari tahun ke tahun akhirnya membuka jalan baginya untuk mendirikan klinik kecantikan.

Kini, meski telah menjadi pengusaha sukses, Gladys tetap menunjukkan sisi keibuannya dengan membela sang anak dari tindakan tak pantas yang dilakukan oleh pengasuhnya.

Ia menegaskan bahwa perlakuan baby sitter tersebut bukan hanya bentuk kelalaian, tetapi bisa dikategorikan sebagai eksploitasi dan pemerasan terhadap anak.

"Rambut anak saya berantakan, nggak keurus. Kamu digaji tapi malah manfaatin anak saya. Ini bukan cuma tidak pantas, ini bisa kena pasal pemerasan. Stop eksploitasi anak. Saya nggak akan diam,” tegasnya.