Habiburokhman: Warga Jabar, Kader Gerindra dan Pendukung Prabowo harus Dukung Kebijakan Kang Dedi Mulyadi
Nasional

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menegaskan, mendukung langkah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang membentuk Satgas Anti Preman di Jawa Barat. Sikap tegas Dedi Mulyadi ini, kata Habiburokhman yang juga Ketua Komisi III DPR RI, merespon keluhan investor maupun masyarakat terkait banyaknya aksi-aksi premanisme yang diduga dilakukan oleh oknum-oknum preman.
“Apa yang dilakukan Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat yang juga kader Partai Gerindra, sudah tepat,” tegas Habiburokhman dalam keterangannya di Instagram pribadinya.
Kebijakan Kang Dedi Mulyani ini, lanjut Habiburokhman, harus didukung seluruh warga Jawa Barat, terkhusus kader-kader Partai Gerindra dan pendukung Pak Prabowo Subianto. “Jadi Kang Dedi Mulyadi terus maju dengan segala kebijakannya yang sangat-sangat baik untuk memastikan tugas dari Pak Prabowo terlaksana dengan sangat baik yaitu mensejahterakan rakyat Jawa Barat, memajukan Provinsi Jabar,” kata Habiburokhman.
Baca Juga: Jika Sandiaga Uno Maju Pilpres, Gerindra Tak Bakal Halangi
Dedi Mulyadi, Premanisme dan Pembakaran Mobil Polisi
Sebelumnya, sebagaimana dikutip dari FTNews (22/4/2025), Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengusulkan dibentuknya Satgas Anti Premanisme, buntut mobil dibakar di Kota Depok, Jawa Barat.
Dedi Mulyadi menyebut premanisme adalah tindakan yang bersifat kriminal, intimidatif dan menebar rasa takut ke masyarakat. "Sehingga pada akhirnya ketika orang takut, orang akan tunduk kepada apa yang diinginkannya," ungkapnya seperti dilihat dalam unggahan video di akun instagram miliknya, Selasa (22/4/2025).
Baca Juga: Demo DPR Panas! Habiburokhman Dilempari Botol, Polisi Pontang Panting
Dedi mengatakan mulai dari preman kecil yang pungli hingga preman besar yang terorganisir, keberadaan preman selalu menebar keresahan bagi masyarakat.
"Mulai preman kecil yang pungutin pungutan di pasar-pasar di jalan-jalan, sampai preman besar yang mampu melakukan aksi-aksi secara terorganisir kemudian memiliki ruang wilayah yang sangat luas," katanya.
"Dan tentunya, aksi-aksi ini tidak bisa terus meneruskan dibiarkan," sambungnya.
Oleh sebab itu, Dedi Mulyadi menyampaikan pembentukan Satgas Anti Premanisme ini adalah sebuah langkah bagaimana rasa takut masyarakat hilang.
"Yang ada adalah rasa aman dan rasa nyaman, sehingga tindakan tegas aparat diperlukan untuk melakukan tindakan preventif agar kegiatan yang meluas tidak terjadi," ungkapnya.
Dedi Mulyadi menegaskan pembakaran 3 mobil polisi di Depok adalah fakta bahwa menghadapi aksi-aksi (premanisme) tersebut bukan persoalan yang mudah.
"Jangankan sama rakyat kecil sama aparat pun berani melakukan perlawanan secara terbuka," ucapnya.
Dedi Mulyadi juga mengucapkan terima kasih pada jajaran Polres Depok yang telah melakukan tindakan-tindakan nyata dan terukur yang didasarkan pada kepentingan penegakan hukum sehingga kegiatan aksi yang lebih luas tidak terjadi.
Sebelumnya, 3 mobil polisi dibakar massa saat petugas menjemput tersangka penganiayaan di Depok. Peristiwa itu terjadi di Kampung Baru, Harjamukti, Kota Depok, Jawa Barat, pada Jumat (18/4/2025) dini hari.
Massa disebut tak terima saat tersangka hendak dibekuk. Karena yang bersangkutan merupakan tokoh masyarakat setempat.***