Hanya Dapat Satu Siswa Baru, SDN 1 Kendalrejo Tetap Semangat Mengajar
Daerah

Tahun ajaran 2025 telah dimulai di berbagai sekolah di seluruh Indonesia, termasuk di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Namun ada satu cerita unik sekaligus menyentuh datang dari SD Negeri 1 Kendalrejo, yang tahun ini hanya menerima satu siswa baru.
Kondisi ini menjadi sorotan karena sangat berbeda dengan sekolah-sekolah lain yang biasanya menyambut puluhan hingga ratusan siswa baru saat tahun ajaran dimulai.
Minim Lulusan TK dan Persaingan Ketat Jadi Tantangan
Menurut pernyataan Didin Luskha, salah satu pihak yang terlibat dalam pengelolaan sekolah, jumlah pendaftar di SDN 1 Kendalrejo sangat minim karena berbagai faktor. Salah satunya adalah karena jumlah lulusan Taman Kanak-Kanak (TK) di wilayah sekitar yang memang sangat terbatas.
Selain itu, persaingan antar sekolah dasar di wilayah tersebut juga cukup ketat. Didin menjelaskan bahwa di wilayah itu terdapat lima SD yang berdekatan, sehingga calon siswa tersebar dan tidak terpusat di satu sekolah saja.
Banyak orang tua juga memilih menyekolahkan anak-anak mereka ke SD lain yang dianggap lebih favorit atau memiliki fasilitas lebih lengkap.
Upaya Sekolah Tak Berhenti Meski Hasil Belum Maksimal
Meskipun jumlah pendaftar sangat kecil, pihak SDN 1 Kendalrejo tidak tinggal diam. Berbagai upaya promosi dan pendekatan langsung telah dilakukan untuk menarik minat masyarakat, mulai dari sosialisasi ke TK dan RA (Raudhatul Athfal), pendataan ke rumah-rumah wali murid, hingga menyelenggarakan lomba mewarnai celengan yang melibatkan anak-anak TK sekitar.
Sayangnya, berbagai upaya ini belum membuahkan hasil yang diharapkan. Meski begitu, semangat para tenaga pendidik tidak padam.
MPLS Tetap Digelar, Semangat Belajar Tak Surut
Ilustrasi guru dan murid (Pixabay)
Yang mengharukan, meskipun hanya memiliki satu siswa baru, pihak sekolah tetap menyelenggarakan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sebagaimana mestinya.
Kegiatan ini dijalankan dengan penuh semangat, membuktikan bahwa semangat pendidikan tidak diukur dari jumlah murid, tetapi dari dedikasi dan komitmen untuk tetap melayani.
Pihak sekolah juga menegaskan bahwa seluruh proses pembelajaran akan tetap berjalan normal, tanpa ada pengurangan kualitas. Satu siswa pun tetap akan mendapatkan hak belajar yang sama seperti siswa di sekolah lain.
Kondisi kelas (Instagram)
Cerita ini mencerminkan tantangan nyata yang dihadapi sekolah-sekolah kecil di daerah, terutama dalam menghadapi perubahan demografi dan preferensi masyarakat.
Namun, di balik itu semua, tersimpan pesan kuat tentang kesetiaan guru terhadap tugas mulia mencerdaskan bangsa, walau hanya untuk satu murid sekalipun.