Harga Emas Antam 9 Oktober 2025: Tembus Rp2,3 Juta per Gram!

Harga emas Antam Logam Mulia pada Kamis, 9 Oktober 2025 hingga pukul 13.30 WIB, resmi menorehkan rekor baru dalam sejarah perdagangan emas batangan di Indonesia.
Harga jual emas batangan pecahan 1 gram kini menembus Rp2.303.000 per gram, naik Rp7.000 dari posisi perdagangan sehari sebelumnya, Rabu (8/10/2025), yang berada di level Rp2.296.000 per gram.
Kenaikan ini menandakan tren penguatan harga emas Antam masih berlanjut di tengah gejolak ekonomi global, di mana emas tetap menjadi aset investasi yang dianggap paling aman (safe haven).
Baca Juga: Grafik Harga Emas Antam Kamis 4 September 2025 hingga Pukul 16.00 WIB: Kenaikan Stabil Sentuh Rekor Baru
Harga Buyback Emas Antam Ikut Naik
Emas Antam. [Instagram]Bagi investor yang ingin menjual kembali emas batangan ke gerai resmi, harga buyback Antam juga mengalami penyesuaian.
Pada Kamis siang, harga buyback berada di Rp2.151.000 per gram, naik Rp7.000 dari posisi sebelumnya.
Baca Juga: Grafik Harga Emas Antam Kamis, 2 Oktober 2025 Hingga Pukul 18.00 WIB: Stabil Tapi Ada Koreksi Tipis
Informasi harga buyback ini sangat penting diperhatikan investor karena menjadi acuan resmi ketika melepas emas batangan kembali ke Antam.
Daftar Lengkap Harga Emas Antam 9 Oktober 2025
Harga emas Antam tercatat bervariasi tergantung pecahan yang dipilih. Berikut daftar lengkapnya:
0,5 gram: Rp1.201.500
1 gram: Rp2.303.000
2 gram: Rp4.546.000
3 gram: Rp6.794.000
5 gram: Rp11.290.000
10 gram: Rp22.525.000
25 gram: Rp56.187.000
50 gram: Rp112.295.000
100 gram: Rp224.512.000
250 gram: Rp561.015.000
500 gram: Rp1.121.820.000
1.000 gram: Rp2.243.600.000
Penyebab Harga Emas Terus Meroket
Emas Antam. [Instagram]Lonjakan harga emas Antam pada perdagangan hari ini tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor yang menjadi pendorong:
1. Harga emas dunia masih bertahan di level tinggi sekitar USD 1.930 per ons troi.
2. Ketidakpastian geopolitik global, membuat investor mengalihkan dana ke emas sebagai aset pelindung nilai.
3. Inflasi yang belum terkendali di sejumlah negara maju, termasuk Amerika Serikat.
4. Kebijakan moneter bank sentral dunia yang masih ketat, sehingga mendorong pergerakan modal ke instrumen safe haven.
5. Pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, membuat harga emas domestik ikut terdorong naik.
6. Permintaan emas fisik di dalam negeri meningkat jelang akhir tahun, seiring musim perayaan dan tradisi investasi emas masyarakat Indonesia.
Dengan harga emas yang terus menanjak, banyak calon investor bertanya-tanya apakah ini waktu yang tepat untuk membeli.
Secara historis, emas selalu dianggap sebagai instrumen jangka panjang yang tahan terhadap inflasi dan gejolak pasar.
Meski harganya kini sudah di level tertinggi, analis menilai emas tetap memiliki potensi kenaikan selama ketidakpastian global belum mereda.