Sumatera Utara

Harga Pangan di Sibolga-Gunungsitoli Bergerak Anomali, Dampak Bencana Masih Terasa

17 Desember 2025 | 18:44 WIB
Harga Pangan di Sibolga-Gunungsitoli Bergerak Anomali, Dampak Bencana Masih Terasa
Ilustrasi kebutuhan pangan beras. [Istimewa]

Sejumlah harga kebutuhan pangan pokok di Kota Sibolga dan Gunungsitoli, Nias, terpantau bergerak tidak wajar atau anomali dibandingkan dengan daerah lain di Sumatera Utara.

rb-1

Kondisi ini terungkap dari pemantauan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) yang menunjukkan lonjakan harga signifikan di dua wilayah tersebut, sementara daerah lain relatif stabil.

Pengamat ekonomi Gunawan Benjamin menilai kenaikan harga pangan di Sibolga dan Gunungsitoli perlu mendapat perhatian khusus, mengingat kedua wilayah tersebut masih terdampak bencana yang berpengaruh langsung terhadap distribusi dan pembentukan harga.

Baca Juga: Wapres Ingin Kecerdasan Buatan untuk Tanggulangi Bencana

rb-3

“Pergerakan harga di Sibolga dan Gunungsitoli terlihat menyimpang dibandingkan daerah lain di Sumatera Utara. Ini menunjukkan bahwa dampak bencana masih sangat terasa dan memicu disparitas harga yang cukup lebar,” ujar Gunawan, Selasa (17/12/2025).

Harga Beras Naik Lebih Tinggi dari Daerah Lain Gunawan menjelaskan, harga beras medium di Kota Sibolga tercatat naik menjadi rata-rata Rp14.850 per kilogram, dari posisi sebelumnya Rp14.500 per kilogram pada Senin (15/12). Sementara itu, di Gunungsitoli, harga beras medium yang sama melonjak menjadi Rp17.000 per kilogram, dari sebelumnya Rp16.500 per kilogram.

Sebagai perbandingan, harga beras di sejumlah daerah lain di Sumatera Utara seperti Medan, Deli Serdang, Padangsidimpuan, dan Pematangsiantar masih terpantau relatif stabil. Meski demikian, Gunawan mengakui bahwa secara umum harga beras memang diproyeksikan mengalami kenaikan pada Desember, seiring berakhirnya masa panen raya.

Baca Juga: Antisipasi Banjir, 267 Tim Reaksi Cepat Disiagakan di Tiap Kelurahan

Ilustrasi kebutuhan pokok beras. [Istimewa]Ilustrasi kebutuhan pokok beras. [Istimewa]“Namun lonjakan di Sibolga dan Gunungsitoli jauh lebih tinggi dibandingkan wilayah lain, sehingga bisa dikategorikan sebagai anomali,” katanya.

1 2 Tampilkan Semua
Tag Bencana Sibolga Gunungsitoli Harga pangan