Hari Lahan Basah, Tanam Pohon Serentak Jaga Bumi Lestari
Sosial Budaya

FTNews - Memperingati Hari Lahan Basah Sedunia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali melakukan penanaman pohon serentak di seluruh wilayah Indonesia pada 7 Februari 2024.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memimpin langsung kegiatan ini bersama 635 peserta di Cianjur, Jawa Barat.
Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan, penanaman pohon merupakan upaya konkret dan strategis dalam mengatasi triple planetary crisis yaitu, perubahan iklim, polusi dan ancaman kehilangan keanekaragaman hayati. Ketiganya saling terkait dan sangat mendesak untuk kita atasi.
Baca Juga: Nyepi, 24 Jam Bali Tanpa Emisi dan Polusi
"Aksi penanaman pohon merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam pengurangan risiko bencana dan pengendalian perubahan iklim. Ini juga sebagai upaya menjaga Bumi dari pemanasan global yang sudah menjadi ancaman nyata, dan perlu kita antisipasi bersama," kata Menteri LHK, Rabu (7/2).
Dalam keterangannya, Menteri LHK bersama sejumlah elemen masyarakat dan pemerintah daerah menanam 1.000 batang pohon.
Bertema "Wetlands and Human Wellbeing", peringatan hari lahan basah sedunia setiap 2 Februari ini, mengingatkan pentingnya hubungan yang erat antara lahan basah dan manusia.
Baca Juga: Refleksi Akhir Tahun, Polri Undang KPU dan Bawaslu
Oleh karena itu, penanaman serentak kali ini juga dilakukan di kawasan mangrove dan gambut yang termasuk kategori lahan basah.
Merujuk Ramsar Convention, wetlands atau lahan basah adalah suatu kawasan di mana air merupakan faktor utama.
Lahan basah terdiri dari rawa, gambut, danau, sungai, dataran banjir, mangrove, laguna, terumbu karang, persawahan, kolam, waduk/bendungan, termasuk tambak. Ekosistem ini sangat vital bagi keberlangsungan hidup manusia.
Penanaman pohon untuk menjadi Bumi tetap lestari. Foto: KLHK
Lestarikan Mangrove
Sementara itu di lokasi terpisah, Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) Dyah Murtiningsih juga menanam pohon serentak di Sumatera Selatan. Tepatnya di HPT Pedamaran, Desa Cinta, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir yang merupakan kawasan ekosistem gambut.
“Gerakan penanaman pohon menunjukkan urgensi pohon sentral bagi kehidupan di Bumi. Pohon memiliki andil dalam pertumbuhan manusia dan seluruh makhluk hidup,†kata Dirjen PDASRH Dyah Murtiningsih.
Membacakan sambutan Menteri LHK, Dyah juga menegaskan kegiatan penanaman ini juga menjadi momentum bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kelestarian lahan basah, khususnya mangrove.
“Mari kita tanam minimal 25 pohon seumur hidup untuk setiap individu penduduk kita. Kepedulian dan kecintaan bersama dalam menjaga dan merawat lingkungan bisa diwujudkan dengan aksi nyata menanam pohon,†ungkapnya.
Dirjen PDASRH Dyah Murtiningsih juga menanam di kawasan mangrove, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan. Foto: KLHK
Saat penanaman di kawasan mangrove Dyah bersama jajaran Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menanam tanaman jenis Jelatung, Pulai, Belangiran dan Pelawean.
Ekosistem lahan basah gambut dan mangrove di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Luasan ekosistem gambut Indonesia mencapai 13,9 juta hektare dan mangrove seluas 3,36 juta hektare.
Kedua ekosistem ini memiliki berfungsi menyimpan cadangan karbon, perlindungan dari bencana, habitat untuk biodiversitas. Hingga pemenuhan kebutuhan manusia yang bernilai ekonomi serta eco-tourism.