Hutama Karya Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Aceh dan Riau Target Rampung Oktober 2025
PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) meraih dua kontrak rehabilitasi jaringan irigasi yang merupakan infrastruktur strategis nasional, di Provinsi Aceh dan Provinsi Riau oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, mengatakan, proyek rehabilitasi irigasi ini merupakan bagian dari Program Optimasi Lahan (OPLAH) Kementerian Pertanian untuk mendukung pencapaian swasembada pangan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Melalui rehabilitasi jaringan irigasi di dua provinsi ini, Hutama Karya berkomitmen mendukung program pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan 2025. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan intensitas tanam dari satu kali menjadi dua kali per tahun, sehingga produktivitas lahan petani dapat meningkat secara signifikan,” ujar Adjib dalam keterangannya di Jakarta, pada Kamis (3/7/2025).
Baca Juga: Jalan Tol Penghubung Aceh-Sumatera Utara Diperkirakan Rampung 2024
Penandatanganan Kontrak Proyek Rehabilitasi
Penandatanganan kontrak untuk proyek di Provinsi Aceh dilaksanakan pada Rabu (25/6/2025), dihadiri oleh Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (SNVT PJPA) Sumatera I, Azriyan; serta PPK Irigasi dan Rawa I, Fajarullah Mufti.
Sementara itu, kontrak untuk Provinsi Riau, ditandatangani dihadiri oleh Kepala SNVT PJPA Sumatera III, Insan Prasasti; serta PPK Irigasi dan Rawa III, Cahaya Santosa Samosir pada Selasa (1/7/2025). Executive Vice President (EVP) Divisi Sipil Umum Hutama Karya, Rizky Agung, turut hadir dalam penandatanganan kontrak kedua proyek tersebut.
Baca Juga: Tarif Tol Permai Naik Rp 53 Ribu, Tapi Baru Diberlakukan Dua Minggu Lagi
Target Rampung Oktober 2025
Adjib menjelaskan, kedua proyek ini akan mulai dimobilisasi pada minggu pertama Juli 2025 dengan target rampung pada Oktober 2025 dengan seluruh pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Lingkup proyek di Provinsi Aceh akan mencakup rehabilitasi irigasi pada 11 kabupaten/kota. Sementara di Provinsi Riau, rehabilitasi irigasi akan dilakukan pada tiga kabupaten.
Ruang lingkup rehabilitasi mencakup pekerjaan perencanaan detail desain, normalisasi saluran, rehabilitasi bangunan struktur, hingga pergantian pintu air yang rusak, yang meliputi saluran primer, sekunder, tersier, dan pintu air.
“Rehabilitasi ini akan berdampak langsung bagi sekitar 150 kelompok tani di kedua provinsi, yang tersebar di kurang lebih 150 desa. Dengan pasokan air irigasi yang lebih andal, petani berpeluang meningkatkan intensitas tanam hingga Indeks Pertanaman Dua (IP2),” jelasnya.
Akan Gunakan Teknologi Digital Construction
Lebih lanjut Adjib mengataan, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini akan menggunakan teknologi digital construction untuk mempercepat dan meningkatkan akurasi pekerjaan, yakni teknologi LiDAR untuk pemetaan di Aceh dan menggunakan drone untuk survei dan pemetaan lokasi pekerjaan di Riau.
Lebih lanjut Adjib mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi rutin dengan petani, pemerintah desa, dan pemangku kepentingan terkait guna menyusun metode kerja yang adaptif di lapangan. Hal ini dinilai penting untuk meminimalkan potensi gangguan terhadap aktivitas pertanian selama konstruksi.
“Rehabilitasi jaringan irigasi ini merupakan investasi strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. Dengan meningkatnya produktivitas lahan di Aceh dan Riau, kami optimistis proyek ini dapat memberi kontribusi nyata terhadap pencapaian swasembada pangan 2025, sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo,” tutup EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.***