Inflasi Sumut Masih Tertinggi di Indonesia Oktober 2025, Harga Cabai Jadi Penentu
“Minyak goreng, beras, dan daging ayam masih berpeluang menyumbang inflasi yang cukup signifikan, terutama karena faktor pasokan yang terbatas dan ancaman cuaca buruk yang bisa mengganggu distribusi,” jelasnya.
Ia menambahkan, bila tren penurunan harga komoditas hortikultura berlanjut, deflasi November berpotensi lebih besar dibandingkan Oktober.
Namun tekanan inflasi Sumut secara keseluruhan masih sulit turun drastis karena dampak musim kemarau panjang yang melanda sejak pertengahan tahun.
Ilustrasi inflasi. [Pinterpolitik]
“Mitigasi terhadap dampak kemarau masih minim. Di dataran rendah Sumut, kemarau berlangsung sekitar tiga bulan, sementara di dataran tinggi bisa lebih dari empat bulan. Kondisi ini mengganggu produksi dan distribusi bahan pangan,” papar Gunawan.
Jika dibandingkan dengan daerah lain, perbedaan inflasi Sumut cukup mencolok. Banyak wilayah di luar Pulau Sumatera mencatatkan inflasi di bawah 3 persen. Karena itu, Gunawan memprediksi bahwa hingga akhir 2025, Sumut, Riau, dan Aceh akan bergantian menempati posisi provinsi dengan inflasi tertinggi di Indonesia.
“Dengan kontribusi produksi hortikultura dari Aceh, Sumut, dan Sumbar, saya melihat Riau dan Sumut berpotensi tetap mencatat inflasi tertinggi hingga penghujung tahun,” pungkasnya.