Sumatera Utara

Inflasi Sumut Masih Tertinggi di Indonesia Oktober 2025, Harga Cabai Jadi Penentu

04 November 2025 | 17:28 WIB
Inflasi Sumut Masih Tertinggi di Indonesia Oktober 2025, Harga Cabai Jadi Penentu
Penjualan cabai di pasar tradisional di Sumut. [Istimewa]

Provinsi Sumatera Utara (Sumut) masih menempati posisi sebagai wilayah dengan tingkat inflasi tertinggi di Indonesia.

rb-1

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Oktober 2025 Sumut mengalami deflasi sebesar 0,2 persen (month to month/mtm), namun secara tahunan atau year on year (yoy) inflasi Sumut masih berada di angka 4,97 persen, tertinggi di Tanah Air.

Ekonom Sumut Gunawan Benjamin menilai, peluang Sumut untuk kembali mencatatkan deflasi pada bulan November 2025 sangat terbuka. Menurutnya, tren penurunan harga sejumlah komoditas pangan strategis mulai terlihat sejak akhir Oktober hingga awal November.

Baca Juga: Pengedar Sabu di Perkampungan Deli Serdang Dicokok

rb-3

“Harga cabai merah hari ini sudah turun di kisaran Rp45 ribu hingga Rp55 ribu per kilogram, dan di dua pekan terakhir November diproyeksikan bisa berada di rentang Rp35 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram,” ujar Gunawan, Selasa (4/11/2025).

Komoditas cabai jadi penentu inflasi. [Istimewa]Komoditas cabai jadi penentu inflasi. [Istimewa]

Ia menjelaskan, penurunan harga cabai merah akan menjadi faktor utama yang mendorong deflasi Sumut di bulan ini, disusul oleh turunnya harga emas perhiasan, cabai hijau, wortel, serta kemungkinan bawang merah.

Baca Juga: Pak Kapolda Tolong! Pemuka Agama di Medan Resah Maraknya Begal, 3 Ustaz Jadi Korban

Meski begitu, Gunawan mengingatkan adanya potensi inflasi dari sejumlah komoditas lain.

“Minyak goreng, beras, dan daging ayam masih berpeluang menyumbang inflasi yang cukup signifikan, terutama karena faktor pasokan yang terbatas dan ancaman cuaca buruk yang bisa mengganggu distribusi,” jelasnya.

Ia menambahkan, bila tren penurunan harga komoditas hortikultura berlanjut, deflasi November berpotensi lebih besar dibandingkan Oktober.

Namun tekanan inflasi Sumut secara keseluruhan masih sulit turun drastis karena dampak musim kemarau panjang yang melanda sejak pertengahan tahun.

Ilustrasi inflasi. [Pinterpolitik]Ilustrasi inflasi. [Pinterpolitik]

“Mitigasi terhadap dampak kemarau masih minim. Di dataran rendah Sumut, kemarau berlangsung sekitar tiga bulan, sementara di dataran tinggi bisa lebih dari empat bulan. Kondisi ini mengganggu produksi dan distribusi bahan pangan,” papar Gunawan.

Jika dibandingkan dengan daerah lain, perbedaan inflasi Sumut cukup mencolok. Banyak wilayah di luar Pulau Sumatera mencatatkan inflasi di bawah 3 persen. Karena itu, Gunawan memprediksi bahwa hingga akhir 2025, Sumut, Riau, dan Aceh akan bergantian menempati posisi provinsi dengan inflasi tertinggi di Indonesia.

“Dengan kontribusi produksi hortikultura dari Aceh, Sumut, dan Sumbar, saya melihat Riau dan Sumut berpotensi tetap mencatat inflasi tertinggi hingga penghujung tahun,” pungkasnya.

Tag Ekonomi Sumut Inflasi Cabai