Ingat Penyakit Jantung Bisa Dideteksi Gejalanya Sejak Dini
Kesehatan

Prevalensi penyakit kardiovaskular di Indonesia cukup tinggi. Penyakit kardiovaskular disebabkan gangguan pada bagian jantung dan pembuluh darah. Serangan jantung hingga stroke adalah contoh penyakitnya.
Penyakit ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, pola makan yang tidak seimbang, hipertensi, obesitas, diabetes melitus, dan kurangnya aktivitas fisik.
Perilaku tersebut merupakan salah satu kontributor utama terjadinya penyakit jantung koroner (PJK). Dilaporkan, 50 persen penderita PJK berpotensi mengalami henti jantung mendadak atau sudden cardiac death.
Baca Juga: Punya Penyakit Jantung, Sergio Aguero Pilih Gantung Sepatu
Dikutip situs Kementerian Kesehatan, berdasarkan Global Status Report on NCD 2019 (IHME), sebanyak 17,8 juta kematian, atau 1 dari 3 kematian di dunia setiap tahun, disebabkan oleh penyakit jantung.
Secara global, penyakit jantung iskemik tetap menjadi penyebab utama kematian. Sementara di Indonesia, penyakit stroke menjadi penyebab kematian terbesar.
Ada empat perilaku masyarakat yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, yaitu merokok, kurang aktivitas fisik, minim konsumsi buah dan sayur, serta konsumsi gula, garam, dan lemak secara berlebihan.
Baca Juga: Penyakit Jantung dan Stroke Telan Dana JKN Rp15,37 Triliun
Penyakit jantung dapat dicegah melalui pencegahan primer, yaitu promosi kesehatan dan proteksi spesifik, seperti berhenti merokok, makan makanan sehat, rutin beraktivitas fisik, menghindari konsumsi alkohol berlebihan, tidur yang cukup, dan menjaga berat badan tetap ideal.
Sementara itu, pencegahan sekunder dilakukan dengan deteksi dini dan tata laksana awal segera, seperti evaluasi tekanan darah, evaluasi kadar kolesterol, indeks massa tubuh (IMT), dan kadar gula darah secara rutin atau berkala.