Penyakit Jantung dan Stroke Telan Dana JKN Rp15,37 Triliun

Forumterkininews.id, Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan biaya pengobatan pasien penyakit jantung dan stroke di Indonesia menghabiskan dana Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Rp15,37 triliun pada tahun 2022.

“Jantung dan stroke memakan biaya lebih dari setengah anggaran penyakit tidak menular,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti dalam konferensi pers Hari Jantung Sedunia 2023 di Jakarta, Kamis (5/10).

Khusus penyakit jantung, kata Eva, menghabiskan dana JKN sekitar Rp10,9 triliun dengan jumlah kasus mencapai 13,96 juta pasien.

Melansir Antara, ia menyebut, pembiayaan kesehatan untuk penyakit tidak menular seperti jantung, kanker, diabetes, penyakit paru kronik, stroke, hipertensi tahun 2022 mencapai Rp24,05 triliun. Meningkat sepertiga dari tahun sebelumnya Rp17,92 triliun.

Peningkatan angka kasus itu lanjut Eva, umumnya dipicu oleh perilaku hidup tidak sehat mulai dari kurang aktivitas fisik, konsumsi makanan tidak sehat, kebiasaan merokok, hingga faktor stres.

“Ada pengaruh dari risiko tingginya konsumsi gula, garam, dan lemak atau unhealthy diet dan rendah sekali konsumsi buah dan sayur. Sebanyak 95,79 persen masyarakat Indonesia sangat rendah konsumsi buah dan sayur,” ungkapnya.

Sedangkan jumlah perokok di Indonesia kini mencapai 70 juta orang. Kondisi ini menyumbang angka kasus penyakit tidak menular, khususnya jantung dan stroke.

“Selain itu, lebih dari 79 persen masyarakat Indonesia kurang aktivitas fisik dan masih ada yang konsumsi alkohol,” katanya.

Dalam acara itu, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Erta Priadi Wirawijaya mengatakan, faktor lain pemicu kardiovaskular adalah stres. Kondisi ini berisiko dan menambah beban kerja jantung.

Secara ilmiah, kata Erta, stres memicu gangguan jantung akibat peningkatan tekanan darah dari reaksi biologis pelepasan hormon stres, seperti adrenalin.

BACA JUGA:   Lama Tak Ada Kabar, Jack Ma Mendadak Muncul ke Publik

Selain itu, stres juga berpotensi meningkatkan produksi hormon kortisol yang dapat memengaruhi metabolisme tubuh dan menyebabkan peningkatan kadar gula darah.

“Tekanan darah yang tinggi adalah faktor risiko utama penyakit jantung,” imbuh Erta.

Artikel Terkait

Nasib Hubungan Dinar Candy Usai Ko Apex Tersangkut Kasus, Putus?

Nasib hubungan Dinar Candy dan Ko Apex dipertanyakan usai...

Sampai Jual Aset, Dinar Candy Terancam Kehilangan Rp 7 Miliar

Dinar Candy terancam kehilangan Rp 7 miliar. Uang tersebut...

Fiersa Besari Rehat Manggung: Nggak Tau Sampai Kapan

Fiersa Besari memutuskan vakum dari dunia musik. Keputusan ini...