Ini 5 Fakta Menarik Hasil Sidak KDM di Pabrik Aqua Subang
3. Potensi Risiko Pergeseran Tanah di Daerah Pegunungan
Gubernur Jawa Barat saat sedang melaksanakan sidak ke Pabrik Aqua Subang (Tangkapan Layar)
Dedi menyoroti risiko lingkungan dari eksploitasi air bawah tanah di kawasan pegunungan. Ia mempertanyakan apakah pengambilan air dari sumur bor sedalam itu bisa berdampak pada stabilitas tanah.
“Kalau daerah pegunungan, tanahnya geser bisa nggak? Ini kan di bor. Kalau di pedataran mungkin nggak berisiko, tapi di sini bisa berpengaruh,” ujarnya.
Menurut Dedi, pemanfaatan air bawah tanah di area pegunungan harus dikaji serius karena dapat menyebabkan perubahan struktur tanah dan memperbesar risiko longsor.
4. Dugaan Keterkaitan dengan Banjir dan Longsor di Kasomalang
Dedi juga mengaitkan eksploitasi air tanah dan penebangan hutan dengan meningkatnya bencana banjir dan longsor di wilayah Kasomalang.
“Dulu Kasomalang itu nggak pernah banjir. Sekarang banjir. Berarti ada problem lingkungan akut yang harus dibenahi,” ungkapnya.
Ia menilai kondisi ini merupakan tanda adanya ketidakseimbangan ekosistem akibat aktivitas manusia di kawasan pegunungan.
5. Seruan Penelitian dan Transparansi Perusahaan
Menutup sidaknya, Dedi mendorong agar dilakukan penelitian menyeluruh terkait dampak pengambilan air bawah tanah terhadap lingkungan di Subang.
Ia juga meminta perusahaan terbuka mengenai jumlah serta titik pengambilan air yang digunakan untuk produksi.
“Makanya longsor sering terjadi, problemnya apa sih? Hutan yang ditebang atau eksploitasi air tanah? Ini harus diteliti. Dan saya minta, jangan ada manipulasi data,” tegasnya.
Dengan temuan ini, Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan pentingnya transparansi dan tanggung jawab lingkungan dari industri air kemasan, terutama yang beroperasi di wilayah pegunungan yang rentan terhadap bencana alam.