Ini Strategi Bawaslu untuk Cegah Pelanggaran Pilkada 2024

FTNews- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyebut pentingnya strategi dalam melakukan pencegahan pelanggaran pada pelaksanaan Pilkada 2024.

Ketua Bawaslu Rahmat Bagja menyebut, salah satu pencegahan yang pihaknya lakukan yakni mengikuti rangkaian penyusunan Rancangan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (RPKPU) mengenai penyusunan daftar pemilih.

“Selain itu perlu ada penambahan pasal terkait pemberian akses Sidalih kepada Bawaslu. Lalu perlu ada kejelasan otoritas yang mengeluarkan surat keterangan kematian. Jenis dokumen lainnya serta pihak yang mengeluarkan dokumen lainnya,” kata Bagja, Selasa (4/6).

Dia menambahkan, pengawas pemilu telah melakukan inventarisasi data pemilih hasil pengawasan pemungutan. Dan penghitungan suara pada pemilu terakhir sebagai bahan anallisis data.

Bahan inventarisasi itu antara lain dengan ketentuan sebagai berikut; data potensial pemilih Tidak Memenuhi Syarat (TMS), dan pemilih meninggal dunia. Lalu pemilih yang beralih status menjadi TNI/Polri, pemilih pindah domisili dan pemilih yang beralih status menjadi WNA.

“Lalu data potensial pemilih Memenuhi Syarat (MS), pemilih yang beralih status dari TNI/Polri, pemilih DPK, pemilih pemula dan pemilih yang beralih status dari WNA menjadi WNI,”tutur laki-laki kelahiran Medan itu.

Bagja mengakui Bawaslu tidak bisa bekerja sendiri. Maka membutuhkan kerja sama dengan beberapa stakeholder terkait seperti Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), Dinas Sosial, organisasi disabilitas, instansi TNI dan Polri.

“Kami juga melibatkan masyarakat adat, Perusahaan atau perkebunan, RT/RW, kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan pihak terkait lainnya,” tuturnya.

Artikel Terkait