Ironi Warga Sekitar Pabrik Aqua di Subang: Air Melimpah Tapi Harus Beli
Belum lagi selesai polemik soal sumber air Aqua di Subang, Jawa Barat yang ternyata dari sumur bor.
Kekinian, muncul lagi fakta yang memilukan soal perusahaan air mineral Aqua. Di tengah udara yang melimpah, ternyata warga sekitar harus membeli air untuk keperluan sehari-hari.
Hal ini terungkap saat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau KDM berdiskusi warga usai sidak ke perusahaan air mineral Aqua di Subang.
Baca Juga: Sempat Dijodohkan Netizen, Sherly Tjoanda Akui Dedi Mulyadi Sosok Friendly
"Di sini kan air berlimpah di sini, ke setiap warga ada aliran air gak ke setiap rumah?" tanya Dedi Mulyadi atau akrab dipanggil KDM.
"Gak ada," jawab warga serempak.
KDM lalu bertanya, warga sekitar mendapat air dari mana. Warga pun menjawab kalau keperluan sehari-hari diperoleh dari PDAM dan harus membayar.
Baca Juga: Sopir Bus Jadi Tersangka Kecelakaan di Subang!
Air Aqua jadi sorotan usai disidak KDM. [Istimewa]
"Bayar," kata warga kompak.
KDM menyampaikan rencana agar warga mendapatkan udara yang langsung dialirkan ke rumah warga. KDM lalu menyinggung Pasal 33 UUD 1945 yang berisi bumi, udara dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasi negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Selain itu, warga juga menjadi pekerja di perusahaan Aqua, bukan dari penduduk setempat.
"Katanya pekerjanya orang sini semua?" tanya KDM.
"Bohong," jawab warga.
Air Aqua. [Sehataqua]
Publik dikejutkan dengan terungkapnya fakta kalau air Aqua bukan berasal dari pegunungan melainkan dari air bor.
Hal ini terungkap setelah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melakukan sidak mendadak ke pabrik air mineral Aqua di Subang, Jawa Barat.
Dilihat dari video yang diunggah di channel Youtube KDM, Rabu 22 Oktober 2025, terlihat Dedi Mulyadi kaget begitu mendengar pengakuan dari pegawai perusahaan air mineral Aqua yang menyebutkan kalau sumber air berasal dari dalam tanah.
“Ini (sumber air Aqua) dibor (dari dalam tanah),” kaget Dedi Mulyadi saat mendengar penjelasan dari pihak Aqua soal sumber air bukan dari air pegunungan.
Pihak perusahaan menjelaskan bahwa air dari lapisan tanah dalam ini dianggap memiliki kualitas yang lebih stabil dan bersih.
Dedi Mulyadi menganalisis potensi risiko lingkungan dari pengambilan air tanah dalam yang berlebihan dan menyatakan semuanya terhadap masalah lingkungan seperti banjir dan longsor yang semakin sering terjadi, yang ia kaitkan dengan eksploitasi sumber daya alam tanpa pengelolaan yang ketat.
"Gak ngefek ke pergeseran tanah?" tanya Dedi Mulyadi tegas.
“Ini kan airnya air bor, dikira oleh saya air permukaan, air permukaan itu air sungai, atau air dari mata air,” ujarnya.
Video Dedi Mulyadi sidak dan menemukan fakta mengejutkan jika Aqua bukan berasal dari air pegunungan yang tersebar luas di media sosial dan menjadi viral.
Bukan hanya Dedi Mulyadi yang kaget, dilihat dari kolom komentar unggahan akun YouTube KDM, ribuan warganet juga kaget begitu menyaksikan air Aqua dari air tanah lewat bor.
Ada warganet yang mengatakan kalau Aqua sudah melakukan pembohongan publik dengan iklan murni dari sumber mata air pegunungan.
“Aqua sudah melakukan pembohongan publik, iklannya murni dari sumber mata air pegunungan, ini sudah merugikan konsumen,” ungkap warganet.
"Awalnya aja (menurut sejarah mereka yang katanya) mengambil air gunung, tapi krn keterbatasan debit, cek biaya kualitas air dan biaya bawa mobil angkut ke gunung terjal butuh biaya besar, akhirnya mereka pakai air sumur bor. Murah meriah. Dijual mahal. Cuan gede, masyarakat ketipu iklan," ungkap warganet.
Ada juga netizen yang mengingatkan soal dugaan eksploitasi alam dari penyedotan air tanah yang dilakukan perusahaan air mineral termasuk Aqua.
"Jangan sampai terlambat Jawa Barat hancur karena Aqua belajarlah dari Penurunan permukaan tanah dijakarta yaitu tertinggi didunia, karena selama ini pengambilan masif air tanah. Apabila masuk musim panas sungai kering kerontang tanah gersang retak apabila masuk musim hujan sebentar banjir besar serta banjir rob di Jakarta Utara rumah-rumah tenggelam," ungkap netizen.
"Merek AQUA tidak sesuai dengan iklan, ternyata air sumur bukan dari pegunungan asli, pemerintah harus segera melakukan evaluasi terhadap perusahaan air mineral di seluruh Indonesia," harap warganet.