<i>Syndrome Baby Blues</i>, Kecemasan pada Ibu Baru
Kesehatan

Forumterkininews.id, Jakarta - Beberapa hari lalu seorang ibu di daerah Pasar Minggu ingin membuang bayinya di tengah rel kereta. Masyarakat beranggapan ibu dari bayi tersebut mengalami baby blues. Namun, apakah itu baby blues?
Syndrome baby blues merupakan perasaan sedih, cemas, dan bingung yang dialami oleh ibu sejak hamil yang mana si ibu memiliki kesulitan untuk menerima kehadiran bayinya.
Menurut studi, syndrom baby blues ini terjadi karena respon alami dari kelelahan pascapersalinan. Biasanya gangguan suasana hati ini terjadi selama 3-6 hari setelah melahirkan dan sering terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan.
Baca Juga: Fakta Mengerikan! Otak Setiap Orang Mengandung 1 Sendok Partikel Plastik! Kok Bisa?
Kondisi ini sangat umun terjadi dialami oleh wanita yang baru saja melahirkan dan biasanya terjadi kepada 50 % ibu baru. Syndrome ini merupakan bentuk dari depresi ringan di mana ini adalah sebuah reaksi psikologis.
Seperti apa bentuk gejala baby blues?
Melansir healthline, berikut gejala dari baby blues :
Baca Juga: Mengenal Burn-out, Istilah Stres Ala Milenial
1. Merasa sedih atau menangis tanpa alasan yang jelas
2. Mengalami perubahan suasana hati atau menjadi sangat mudah tersinggung
3. Merasa tidak terikat dengan bayi
4. Kehilangan bagian dari kehidupan lama, seperti kebebasan untuk pergi keluar bersama teman
5. Khawatir atau merasa cemas tentang kesehatan dan keselamatan bayi
6. Merasa gelisah atau mengalami insomnia, padahal sedang kelelahan
7. Mengalami kesulitan dalam membuat keputusan atau berpikir jernih
Meskipun baby blues merupakan bentuk dari depresi yang terbilang ringan, tetap saja hal ini perlu ditangani dengan baik karena dapat mengganggu sekali bagi si ibu.
Ibu baru biasanya sering merasa tertekan untuk menjadi ibu yang sempurna. Sebagai keluarga dari si ibu seharusnya memberikan dukungan dan ruang untuk si ibu bercerita. Hal itu akan membuat perasaan si ibu lebih lega.
Baby blues harus ditangani, karena hal ini akan berdampak pada produksi ASI, pengasuhan bayi dan kesehatan ibu sendiri.