Jangan Sampai Tertipu! Ini Ciri-Ciri Mobil Bekas Rob yang Diam-Diam Berkarat
Fenomena banjir rob yang kembali melanda wilayah pesisir, termasuk Jakarta Utara, tidak hanya menimbulkan kerugian bagi pemilik rumah dan tempat usaha.
Dampaknya juga merembet ke sektor otomotif, terutama pasar mobil bekas. Banyak kendaraan yang sebelumnya terendam air kini mulai berpindah tangan dengan harga jauh lebih murah dibandingkan kondisi normal.
Namun, di balik harga miring tersebut, terdapat risiko besar yang kerap tidak disadari calon pembeli.
Baca Juga: Pajak Avanza di Indonesia Rp5 Juta, di Thailand Hanya Rp150 Ribu per Tahun
Bahaya Korosi dan Kerusakan Elektrikal
Mobil yang pernah terpapar banjir rob memiliki potensi kerusakan yang lebih serius dibandingkan mobil terendam banjir biasa.
Baca Juga: Bemo Menolak Punah, Daihatsu Hadirkan Midget X Sebagai Kendaraan Rakyat
Air laut mengandung garam dan mineral yang dapat mempercepat proses korosi pada berbagai komponen logam.
Bagian seperti sasis, knalpot, engsel pintu, hingga rangka jok bisa mengalami karat yang muncul bertahap dan sulit diperbaiki secara permanen.
Selain itu, air yang masuk ke dalam kabin meninggalkan jejak lumpur, bau lembap, serta jamur yang sering kali tidak sepenuhnya hilang meskipun interior sudah dibersihkan.
Pada mobil modern, risiko yang paling sering timbul adalah gangguan kelistrikan karena kabel, soket, dan modul elektronik sangat sensitif terhadap paparan air.
Banyak pembeli beranggapan bahwa mobil bekas banjir yang dijual dengan harga jauh di bawah pasaran adalah peluang emas. Padahal, anggapan tersebut sering menyesatkan.
Unit seperti ini biasanya membutuhkan perbaikan berkala dan penggantian komponen yang nilainya tidak sedikit.
Mulai dari sistem kelistrikan, sensor mesin, hingga modul kontrol dapat mengalami kerusakan setelah beberapa bulan digunakan.
Dalam banyak kasus, biaya perbaikan kumulatif bisa melampaui selisih harga yang terlihat menggiurkan pada awal pembelian. Karena itu, kendaraan yang pernah terendam air sering dicap sebagai unit dengan risiko jangka panjang tinggi.
Walau penjual berupaya menutupi kondisinya, kendaraan bekas banjir masih dapat diidentifikasi melalui sejumlah tanda, seperti:
Adanya karat pada rel jok, baut interior, dan lipatan doortrim.
Bau apek yang tidak hilang meski kabin diberi pewangi kuat.
Sisa lumpur pada kolong, ruang mesin, atau area tersembunyi.
Perubahan warna oli dan cairan transmisi yang tampak keruh.
Fitur kelistrikan yang tidak bekerja stabil.
Harga jual yang terpaut terlalu jauh dari harga pasaran normal.
Tanda-tanda ini biasanya tersisa meski mobil telah melalui proses pencucian detail atau pembersihan interior secara menyeluruh.
Tips Jitu Hindari Kerugian Beli Mobil Bekas Banjir Rob
Tips Jitu Identifikasi Mobil Bekas Banjir
Calon pembeli mobil bekas, terutama di wilayah rawan banjir, disarankan untuk melakukan inspeksi menyeluruh sebelum memutuskan membeli.
Pemeriksaan kolong mobil, membuka karpet dasar, mengecek kondisi bau kabin, hingga memastikan fungsi seluruh perangkat elektronik harus dilakukan secara teliti.
Melakukan pengecekan di bengkel terpercaya atau menggunakan jasa inspeksi independen juga dapat membantu mengungkap riwayat kendaraan dengan lebih akurat.
Transparansi mengenai asal mobil dan kondisi aktual sangat penting demi menghindari kerugian di kemudian hari.
Pasar mobil bekas tetap menjadi pilihan menarik bagi masyarakat yang ingin mendapatkan kendaraan dengan harga lebih terjangkau.
Namun, masuknya unit-unit yang pernah terendam banjir, terutama akibat rob di wilayah pesisir, membuat pembeli harus lebih cerdas dan berhati-hati.
Ketelitian dalam memeriksa kondisi mobil, memahami ciri kerusakan akibat banjir, dan tidak tergiur harga murah menjadi kunci agar tidak terjebak membeli kendaraan dengan risiko besar.