Jurus Halau Urbanisasi Usai Hari Raya
Sosial Budaya

FTNews - Usai hari raya, Jakarta kerap menjadi magnet kaum urban mengadu nasib. Namun tanpa bekal pendidikan memadai dan proyeksi tempat tinggal, urbanisasi hanya akan menambah deretan pelik masalah perkotaan.
Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga berpendapat, pemerintah asal pemudik seharusnya memiliki berbagai program pembangunan daerah yang membuka atau menyediakan lapangan kerja luas.
Selain itu juga pendapatan yang menarik sehingga pemudik mempunyai pilihan untuk tetap tinggal di kampung halaman.
Baca Juga: Keunikan-keunikan TPS di Indonesia, yang Terakhir Sangat Menyeramkan!
“Pemda asal pemudik juga didorong bekerja sama dengan pemda kota tujuan pemudik seperti Jakarta dan sekitar. Berkoordinasi dan membuka kerja sama membantu pembangunan daerah asal pemudik,†katanya kepada FTNews, di Jakarta, Senin (15/4).
â Jakarta dan Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) juga harus memiliki strategi antisipasi kedatangan perantau sehingga tidak membebani kota tujuan. Seperti kepastian tempat tinggal, tujuan kedatangan, kesiapan dana, ijazah dan sertifikat jika ada rencana kerja di kota besar.
Pemerintah daerah Jakarta juga harus bekerja sama dengan pemerintah Bodetabek. Jika perantau tidak berhasil tinggal di Jakarta maka memilih di Bodetabek. Tetapi tetap bekerja ke Jakarta.
Baca Juga: Gen Z dan Milenial Lakukan Ini saat Earth Hour, 23 Maret 2024
“Sehingga harus dipikirkan tempat tinggal dan transportasinya. Agar tidak menambah beban masalah Jakarta seperti kemacetan lalu lintas dan polusi udara,†ungkap Nirwono.
Salah satu pemukiman kumuh di bantaran sungai di Jakarta. Foto: canva
Perantau Menurun
Sebelumnya, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta memperkirakan, akan ada 15.000-20.000 pendatang baru di Jakarta usai Lebaran 2024.
Bila prediksi ini terwujud, angkanya akan turun dari jumlah pendatang pasca-Lebaran 2023 dan 2022, yang masing-masing sebesar 25.918 orang dan 27.478 orang.
Tren yang sama juga terlihat di angka tahunan pendatang baru di Jakarta. Sepanjang tahun 2023, jumlahnya menyentuh 136.200 orang, turun dari 151.752 orang pada tahun 2022.
Menurut Dinas Dukcapil DKI Jakarta, ini bisa terjadi karena usaha gencar mereka menyebar imbauan agar orang-orang dari luar Jakarta tidak "nekat" merantau ke Jakarta tanpa ada jaminan tempat tinggal dan pekerjaan yang layak.
Melansir BBC, Dinas Dukcapil DKI Jakarta mencatat, sebesar 84,06% pendatang yang tiba di Jakarta pasca-Lebaran 2023 berpendidikan SMA ke bawah. Sementara 62,32% tercatat berpenghasilan rendah.
Di luar imbauan tersebut, sejumlah usaha penataan dan penertiban Dinas Dukcapil DKI Jakarta lakukan efektif membuat warga berpikir dua kali sebelum pindah ke Jakarta atau menjalankan akal-akalan agar mendapat KTP DKI Jakarta.