Kabar Baik! BPOM AS Setujui Yeztugo Obat Pencegah HIV Disuntik 2 Kali Setahun, Efektivitas 99,9 Persen
Kesehatan

Kabar baik bagi semua orang, khususnya mereka yang berpotensi terkena HIV. Baru-baru ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Amerika Serikat telah menyetujui penggunaan Yeztugo (lenacapavir), obat pencegahan HIV yang disuntikkan dua kali dalam setahun untuk orang dewasa dan remaja yan berat badannya sedikitnya 77 pon (34,9 kg). Penelitian telah menunjukkan obat baru tersebut lebih dari 99,9 persen efektif dalam mencegah HIV
Para ahli mengatakan obat baru, Yeztugo (lenacapavir), merupakan terobosan. Namun, mengaksesnya mungkin menjadi tantangan bagi banyak orang.
Dilansir Daily Mail, Yeztugo menawarkan alternatif untuk rejimen saat ini yang tersedia untuk PrEP (profilaksis pra pajanan) yang digunakan orang untuk mencegah HIV, dalam bentuk pil harian atau suntikan dua bulan sekali.
Baca Juga: BPOM: 23 Obat Sirop Pasien Gagal Ginjal Aman, Ini Daftarnya
Formula Disuntikkan 2 Kali Setahun
Ilustrasi/Foto: Nataliya Vaitkevich, pexels.com
Formulasi dua kali setahun dan persetujuannya sama-sama "sangat, sangat menarik," kata Matthew Hamill, MBChB, PhD, seorang profesor kedokteran dan dokter penyakit menular di Johns Hopkins Medicine di Baltimore.
Baca Juga: Ahli Uji Coba Transplantasi Jantung dan Ginjal Babi ke Tubuh Manusia
"Saya berbicara bukan hanya untuk diri saya sendiri, tetapi juga untuk banyak kolega saya di bidang ini. Dan banyak pasien saya bertanya kepada saya: 'Kapan saya bisa mendapatkan suntikan dua kali setahun?' Persetujuan ini benar-benar mengubah permainan," kata Dr. Hamill, yang tidak terlibat dalam pengembangan Yeztugo.
Uji Coba Fase 3 Libatkan Pria yang Berhubungan Seks Sesama Jenis
Ilustrasi/Foto: Towfiqu barbhuiya, pexels.com
Persetujuan Yeztugo didasarkan pada data dari dua uji coba fase 3 yang penting, Purpose 1 dan Purpose 2. Dalam uji coba Purpose1, yang melibatkan lebih dari 5.000 wanita cisgender di Afrika sub-Sahara, tidak ada peserta yang menerima Yeztugo yang tertular HIV — penurunan 100 persen yang mengesankan.
Demikian pula, dalam uji coba Purpose 2 yang melibatkan lebih dari 3.000 pria yang berhubungan seks dengan pria dan individu dengan gender yang beragam, hanya dua kasus HIV yang terjadi di antara penerima Yeztugo, yang berarti tingkat perlindungan sebesar 99,9 persen.
"Saya rasa tidak diragukan lagi bahwa ini adalah pengobatan paling efektif yang kita miliki hingga saat ini," kata Hamill.
Dalam Uji Klinis, Yeztugo Aman dan tak Miliki Efek Samping yang Signifikan
Ilustrasi/Foto: Pixabay, pexels.com
Obat tersebut menerima Tinjauan Prioritas dan diberi status Terapi Terobosan oleh FDA pada tahun 2024, yang membantu mempercepat pengembangan obat yang menunjukkan peningkatan substansial dibandingkan pengobatan yang ada.
Yeztugo secara umum ditoleransi dengan baik dalam uji klinis. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah reaksi ringan hingga sedang di tempat suntikan, termasuk nodul (benjolan) dan nyeri lokal. Para ilmuwan tidak menemukan masalah keamanan yang signifikan atau tidak terduga.
Harga Yeztugo $14.109 (Rp232.731,48) per-Suntikan
Yeztugo akan berharga $14.109 (Rp232.731,48) per suntikan, atau $2.352 per bulan, menurut USA Today, yang berarti biaya bisa menjadi kendala.
Di Amerika Serikat, strategi akses Gilead dirancang untuk memungkinkan ketersediaan luas bagi orang-orang dengan dan tanpa pertanggungan asuransi, kata juru bicara perusahaan.
“Harganya akan disesuaikan dengan pilihan pencegahan HIV bermerek yang ada, dan kami berharap dapat melihat cakupan yang tinggi untuknya,” kata mereka.
Bagi individu yang memenuhi syarat dengan asuransi komersial, ada program penghematan pembayaran bersama yang dapat mengurangi biaya sendiri hingga nol dolar, kata juru bicara Gilead, dan individu yang memenuhi syarat yang tidak diasuransikan mungkin bisa mendapatkan Yeztugo secara gratis melalui Program Bantuan Pasien Akses Lanjutan Gilead.
Apakah orang-orang di seluruh dunia akan memiliki akses ke Yeztugo adalah "pertanyaan jutaan dolar," kata Hamill.
Obat ini berpotensi untuk mengakhiri epidemi HIV secara global — tetapi harga akan menjadi faktor besar dalam mewujudkannya, katanya.***
Sumber: Daily Mail, sumber lain