Kagum dan Heran! Ini Dia Gudang Kiamat yang Baru Tambah 14.000 Benih Tanaman Bekal Masa Depan
Sosial Budaya
.png)
Baru-baru ini, lebih dari 14.000 sampel benih tanaman pangan ditambahkan ke Svalbard Global Seed Vault, yang dikenal sebagai "Gudang Kiamat", di Svalbard, Norwegia.
Penambahan ini bertujuan untuk melindungi ribuan spesies tanaman penting dari kepunahan dan memastikan pasokan pangan di masa depan.
Benih-benih tersebut berasal dari 21 bank gen di seluruh dunia, termasuk Sudan, Malawi, dan Filipina.
Sudan, misalnya, menyumbangkan varietas jewawut dan sorgum yang telah dibudidayakan selama ribuan tahun.
“Di Sudan, tempat konflik telah menyebabkan lebih dari 8 juta orang mengungsi dan mengganggu pertanian, benih-benih ini mewakili harapan,” kata Ali Babikar, direktur Pusat Konservasi dan Penelitian Sumber Daya Genetik Tanaman Pertanian Sudan (APGRC), sebagaimana dikutip IFL Science.
“Dengan menjaga keberagaman di Svalbard, kita menjaga pilihan untuk masa depan yang tangguh dan aman pangan, terlepas dari tantangan yang kita hadapi.”
Sementara itu, Malawi mengirimkan benih "kacang beludru" (Mucuna pruriens), tanaman yang mendukung pertanian berkelanjutan dan pengobatan tradisional.
"Memastikan benih negara dilindungi tidak hanya mengurangi risiko krisis pangan di tingkat lokal, regional, sub-regional, dan global, tapi juga dapat bermanfaat bagi penyerbuk tanaman, kesehatan penduduk, dan perekonomian," kata Nolipher Mponya, ilmuwan pertanian yang bekerja di pemerintah Malawi.
Filipina, yang sering dilanda bencana alam, juga berkontribusi dalam upaya menjaga keanekaragaman hayati.
Inisiatif ini merupakan bagian dari proyek Biodiversity for Opportunities, Livelihoods, and Development (BOLD) yang dikelola oleh Crop Trust dan didanai oleh pemerintah Norwegia.
Proyek ini menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam melestarikan biodiversitas tanaman untuk ketahanan pangan global.
Dengan tambahan ini, Gudang Kiamat semakin memperkuat perannya sebagai benteng terakhir bagi keanekaragaman hayati tanaman, memastikan bahwa generasi mendatang memiliki sumber daya genetik yang diperlukan untuk menghadapi tantangan pangan di masa depan.
Namun, pada saat yang sama negara tersebut diakui sebagai salah satu dari hanya 18 negara di dunia dengan keragaman genetik yang cukup tinggi, sehingga dilabeli “mega-biodiverse”.
"Hilangnya keragaman genetik secara cepat di lapangan dan hilangnya keragaman dalam pola makan kita membuat konservasi dan aksesibilitas menjadi lebih penting dari sebelumnya.” Hidelisa de Chavez, peneliti dari University of the Filipina.
Masuknya benih ke Gudang Kiamat adalah hasil upaya kolaborasi internasional yang dikenal dengan proyek Biodiversity for Opportunities, Livelihoods and Development (BOLD) yang didanai oleh pemerintah Norwegia dan dikelola oleh Crop Trust, sebuah LSM yang berpusat di Bonn, Jerman.
“Benih-benih yang ditanaman pekan ini tidak hanya mewakili keanekaragaman hayati, tapi juga pengetahuan, budaya, dan ketahanan masyarakat yang mengelolanya,”
“Kita harus menemukan cara untuk melindungi keanekaragaman tanaman ini untuk generasi mendatang,” kata Stefan Schmitz, Direktur Eksekutif Crop Trust.