Kamboja Gratiskan Pembukaan SEA Games dan ASEAN Para Games untuk Masyarakat

Forumterkininews.id, Phnom Penh- Momen pembukaan dan semua acara SEA Games ke-32 serta ASEAN Para Games ke-12 akan digratiskan untuk umum. Hal itu ditegaskan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen

Dalam pidato audio khusus pada Kamis (30/3), Hun Sen mengatakan tidak akan ada persyaratan untuk membeli tiket untuk mengikuti pembukaan SEA Games Mei mendatang, yang akan diselenggarakan oleh Kamboja untuk pertama kalinya dalam sejarah.

“Kami telah menghabiskan uang untuk teknologi khusus untuk upacara tersebut, dan juga telah menginvestasikan jutaan dolar dalam infrastruktur untuk menjadi tuan rumah pertandingan ini. Tetapi China mendukung pembangunan Stadion Nasional Morodok Techo,” katanya dikutip The Star.

Baca Juga: Tingkatkan Potensi Anak, Gekrafs Depok Gelar Turnamen Sepakbola

“Saya sama sekali tidak setuju untuk mengizinkan penjualan tiket untuk pembukaan dan penutupan pertandingan, atau kompetisi apa pun,” tambahnya.

Dalam beberapa hari terakhir, beberapa situs media olahraga telah menerbitkan perkiraan harga untuk acara cpembukaan, yang menunjukkan bahwa tiket dapat dijual hingga 200.000 riel (sekitar Rp739.805).

“Orang-orang kami akan dapat menghadiri upacara pembukaan dan penutupan yang spektakuler dan semua pertandingan olahraga tanpa harus membayar uang. Siapa pun yang menentang instruksi ini akan bertanggung jawab kepada saya, dan di depan hukum,” tandas Hun Sen.

Baca Juga: Liga Champions: Lawan Madrid, Pelatih Chelsea Tak Gentar

Hun Sen juga mengatakan upaya kerajaan untuk menyukseskan pertandingan tidak dapat dirusak oleh sesuatu seperti penjualan tiket.

“Saya tidak menuduh siapa pun membiarkan rumor ini beredar, karena saya yakin ini adalah kemunduran pertama yang kami alami. Biarkan saya menjelaskan bahwa ini bukan kesalahan dari pihak Tea Banh. Saya menangani ini dengan sangat serius, dan akan mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab,” tambahnya lagi.

Menurutnya, ini merupakan tanggung jawab pemerintah terhadap rakyat, dan tidak bisa dianggap sebagai lelucon. Dimana pihaknya telah  menunggu selama 44 tahun, dan menghabiskan banyak sumber daya, waktu dan uang untuk perhelatan olahrag tersebut.