Kamu Percaya Hantu? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Sosial Budaya

FTNews - Banyak orang percaya bahwa hantu itu ada dan hidup berdampingan dengan manusia. Sebagian lainnya bahkan dapat melihat keberadaan mereka. Terlepas dari kebedaannya ada atau tidak, ternyata ada sejumlah penjelasan ilmiah soal hal ini.
Masyarakat Indonesia sendiri mengenai berbagai macam hantu, seperti tuyul, pocong, kuntilanak, dan lain-lain.
Survei Chapman University di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 52 persen masyarakat percaya suatu tempat dapat dihantui arwah. Angka tersebut meningkat 11 persen dari tahun 2015. Melansir Mental Floss berikut ini beberapa penjelasan ilmiah terkait keberadaan hantu.
Baca Juga: Sebanyak 1.897 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Mekkah
Penjelasan Ilmiah Adanya Hantu
Medan elektromagnetik
Seorang ahli saraf asal Kanada Michael Persinger selama puluhan tahun mempelajari efek medan elektromagnetik pada persepsi individu terhadap makhluk halus.Â
Baca Juga: Tak Hanya Polisi, Petugas Kebersihan Juga Diterjunkan saat Natal 2023
Ia memiliki hipotesis bahwa medan magnet yang tidak terlihat ketika sadar mampu membuat orang merasa seolah-olah ada 'kehadiran' makhluk halus di dekatnya. Ini akan menyebabkan pola aktivitas yang tidak biasa di lobus temporal otak.
Infrasonik
Infrasonik merupakan suara tingkat sangat rendah yang tidak bisa manusia dengar. Getaran frekuensi rendah ini mampu membuat ketidaknyamanan fisiologis.
Ilmuwan menemukan bahwa dampak turbin angin dan kebisingan lalu lintas di dekat tempat tinggal bisa menyebabkan perasaan panik, perubahan detak jantung, tekanan darah, dan disorientasi. Selain itu juga dapat berkaitan dengan perasaan kehadiran makhluk lain.
Karbon monoksida
Seorang dokter bernama W.H. Wilmer pada tahun 1921, menerbitkan cerita aneh soal rumah berhantu di American Journal of Ophthalmology. Ia menceritakan keluarga H mengalami fenomena aneh setelah pindah ke sebuah rumah tua.
Mereka mengaku mendengar suara perabotan bergerak dan suara aneh lain pada malam hari. Selain itu, mereka juga turut merasakan keberadaan hantu dan merasa sering lelah.
Setelah diusut, ternyata perasaan itu muncul akibat karbon monoksida dari tungku rusak dalam rumah. Karbon monoksida membuat halusinasi aural dan visual. Setelah tungku diperbaiki, keluarga H menjalani hidup normal seperti sedia kala.
Jamur
Profesor teknik di Clarkson University, Shane Rogers telah menghabiskan waktu berbulan-bulan ke lokasi-lokasi yang dilaporkan berhantu. Setelahnya, dia menemukan sejumlah kesamaan di lokasi tersebut, yaitu adanya pertumbuhan jamur.
"Sulit untuk mengatakan apakah hal tersebut merupakan faktor yang berkontribusi atau tidak, namun secara anekdot kita melihat (jamur beracun) ini ada di tempat-tempat berhantu," ungkap Rogers pada Mental Floss.