Keperkasaan Qatar Menolak Keberagaman di Piala Dunia 2022

Olahraga

Rabu, 23 November 2022 | 00:00 WIB
Keperkasaan Qatar Menolak Keberagaman di Piala Dunia 2022

Pertengahan Bulan Mei publik Ibukota dan Indonesia dibuat kaget dengan pengibaran bendera pelangi di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta. Beragam kecaman datang dari masyarakat maupun pemerintah Indonesia. Aksi ini juga berujung pada pemanggilan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins, Senin (23/5) lalu.

rb-1

Dengan negara yang mayoritas penduduknya beragam muslim wajar rasanya jika rakyat Indonesia marah atas pengibaran bendera yang identik dengan simbol kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) tersebut.

Isu LGBT sendiri makin menggema seiring dengan perhelatan Piala Dunia 2022 di Qatar. Beragam larangan diterapkan untuk para penonton, pemain dan warga negara Qatar itu sendiri.

Baca Juga: Stefano Cugurra Kagum dengan Kualitas Fasilitas di Hong Kong

rb-3

Hal ini menunjukkan kepecayaan Negara dengan sistem Monarki Absolut tersebut. Tidak main-main, negara ini ketat dalam penolakannya terhadap segala hal yang berhubungan dengan LGBT.

Catatan forumterkininews ada beberapa peraturan yang memang tidak bisa ditawar untuk bisa datang menonton perhelatan piala dunia. Mulai dari dibatasinya penjualan bir. Pelarangan penggunaan pakaian minim untuk para perempuan hingga yang paling keras yakni menolak segala hal yang berhubungan dengan LGBT.

LGBT adalah ilegal di Qatar karena dianggap tidak bermoral di bawah hukum Syariah Islam. Hukumannya termasuk denda, hukuman penjara hingga tujuh tahun, dan bahkan hukuman mati dengan cara dirajam.

Baca Juga: Tahun Depan, Sirkuit Mandalika Gelar WSBK di Seri Kedua

Meskipun penyelenggara Piala Dunia Qatar dengan tegas menyatakan bahwa 'semua orang disambut baik', kepala eksekutif Qatar 2022, Nasser al Khater, menyatakan bahwa pemerintah tidak akan mengubah undang-undangnya tentang homoseksualitas dan telah meminta pengunjung untuk menghormati budaya mereka.

Jurnalis AS Ditahan Karena Kenakan Kaos Pelangi

Seorang jurnalis AS bernama Grant Wahl sempat ditahan saat akan meliput Piala Dunia 2022. Hal itu dikarenakan dia mengenakan kaus bergambar pelangi yang identik dengan simbol LGBT.

Grant mengatakan seorang penjaga keamanan tidak mengizinkannya masuk ke stadion pertandingan ketika dia mencoba masuk untuk menonton pertandingan AS – Wales, Senin, (21/11).

Ia akhirnya diizinkan masuk ke ruang media setelah melewati perdebatan panjang akibat kaus yang ia pakai. Tak hanya Grant, seorang pendukung AS juga dilaporkan mengalami intimidasi di Metro karena membawa bendera pelangi kecil saat bepergian ke stadion.

Pria yang tampaknya pendukung Qatar mengancam dilaporkan akan membunuhnya dan mengatakan bendera itu tidak diizinkan.

Sementara itu pihak keamanan pertandingan piala dunia mengatakan, penahanan terhadap Wahl adalah untuk kebaikan dirinya. Pasalnya dirinya khawatir jika ada masyarakat sekitar yang melihat dan melampiaskan amarahnya.

"Tentu kami memiliki peraturan yang harus ditaati semua orang. Baik warga negara Qatar maupun warga negara asing lainnya," kata petugas keamanan tersebut.

Pembatasan Penjualan Bir

Tidak seperti kebanyakan negara yang akan mengambil kesempatan ketika ada perhelatan internasional. Salah satunya dengan menjual hal-hal yang sangat laku. Satu diantaranya adalah bir. Bir merupakan minuman beralkhol dengan kadar 4-5 persen. Namun hal ini sangat dilarang selama perhelatan piala dunia 2022 di Qatar. Bir bisa didapatkan di hotel-hotel dengan harga yang terbilang lebih mahal.

FIFA menegaskan bahwa bir dan minuman beralkohol lainnya tersedia di area fan zone. Tetapi suporter yang menghadiri pertandingan di stadion kecuali area perusahaan tersebut tidak dapat membeli minuman tersebut.

Jersey Tandang Belgia Diubah

Timnas Belgia diberi teguran oleh FIFA terkait jersey tandang yang mereka gunakan. Federasi sepak bola dunia itu menyarankan Eden Hazard cs menghapus desain yang berkaitan dengan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) selama mengikuti Piala Dunia 2022 di Qatar.

CEO Asosiasi Sepak Bola Belgia, Peter Bossaert mengatakan FIFA meminta mereka untuk merubah kit sebelum Timnas Belgia berhadapan dengan Kanada Kamis WIB mendatang

“Kata ‘cinta’ harus hilang. Ini menyedihkan, tetapi FIFA tidak memberi kami pilihan” kata Bossaert yang marah, dikutip dari Metro Selasa (22/11).

Untuk diketahui, jersey tandang Timnas Belgia didominasi warna putih. Di bagian leher belakang jersey tandang De Rode Duivels terdapat tulisan 'One Love'. Selain itu terdapat pula motif seperti gambar pelangi di bagian lengan, bagian samping jersey, nama dan nomor punggung pemain. One Love sendiri merupakan kampanye yang diprakarsai Asosiasi Sepak Bola Belanda pada awal musim sepakbola 2020. Kampanye ini dilakukan sebagai bentuk dukungan mereka kepada LGBT.

Sebelumnya, FIFA juga telah melarang negara-negara yang berkompetisi di Piala Dunia 2022 Qatar mengenakan ban kapten One Love.

Kartu Kuning untuk Penggunaan Ban Kapten Motif Pelangi

Tujuh negara Piala Dunia 2022, termasuk Inggris batal menggunakan ban kapten pelangi 'One Love' yang menandakan bentuk dukungan untuk LGBT. Selain Inggris, keenam peserta Piala Dunia 2022 lainnya yang tidak jadi mengenakan ban kapten One Love adalah Wales, Belgia, Denmark, Jerman, Belanda, dan Swiss.

Ketujuh kontestan Piala Dunia 2022 itu akhirnya tunduk dengan kebijakan FIFA yang melarang pemakaian ban kapten One Love di Qatar. FIFA disebutkan bakal menjatuhkan sanksi olahraga berupa kartu kuning dari wasit hingga memerintahkan ofisial ke ruang ganti untuk mencopot ban kapten One Love jika ketujuh tim itu tetap memaksa.

Tag Olahraga Headline Qatar LGBT Bir Belgia Jersey

Terkini