Kerusuhan Mako Brimob 2018 Difilmkan Denny Siregar dan Maxima

Forumterkininews.id, Jakarta- Maxima Picture dengan Denny Siregar menggarap Film Sayap-sayap Patah. Film yang dibintangi Nicholas Saputra ini diangkat dari kisah nyata kerusuhan Mako Brimob 4 tahun silam.

Dilihat dari official trailer, film ini menceritakan tentang suami istri yang harmonis. Namun kebahagiaan rumah tangga mereka berantakan karena sang suami yang bekerja sebagai Densus 88 harus bertugas.

Adji yang diperankan Nicholas Saputra memiliki istri bernama Nani yang diperankan Ariel Tatum. Kebahagiaan mereka semakin sempurna karena Nani tengah hamil anak pertama.

Baca Juga: Viral Pengunjung Kabah Membentangkan Bendera Palestina, Langsung Disergap Keamanan

Seperti yang dijelaskan di atas, film ini diambil dari kisah nyata peristiwa berdarah di Mako Brimob tahun 2018, di mana menewaskan 5 anggota Densus 88. Apa saja fakta menarik Sayap-sayap Patah lainnya?

Menurut Deny Siregar, film ini memang menceritakan tentang kerusuhan di Mako Brimob pada 2018, kala itu, 155 narapidana teroris menyerang rutan dan menewaskan 5 anggota Densus 88.

"Film ini bukan soal terorisme atau radikalisme sepenuhnya, tapi juga drama kisah cinta yang kebetulan berlatar di Peristiwa Mako Brimob," ucap Denny Siregar.

Baca Juga: Catat! Ini Janji-Janji Ketiga Pasangan Calon Pada Pilgub Jakarta, Ada yang Cuma Kasih 3 Janji

Denny Siregar merasa terharu ketika mendengar ada anggota Densus yang gugur dalam kerusuhan itu. Ia bahkan menangis dan ingin kisah mereka selalu diingat sepanjang masa.

Denny Siregar merasa sangat terinspirasi dengan peristiwa ini sehingga ia merasa perlu untuk membuat sebuah monumen peringatan tentang gugurnya anggota Densus 88 dalam peristiwa itu.

Judul film ini dianggap sangat bermakna dan memiliki harapan Sayap-sayap Patah bisa membuat semua masalah besar bangsa ini dapat diatasi.

"Film ini saya harap juga memberi harapan. Semua masalah besar di bangsa ini bisa terselesaikan, ya. Dan, ya, ini momen pas. Film ini bisa jadi awal kita bisa survive dari ancaman radikalisme," ungkap Monty Tiwa.