Ketegangan Meningkat, China Peringatkan Mahasiswanya di Jepang tentang Risiko Besar ke Depan

China memperingatkan para mahasiswa yang berencana belajar di Jepang mengenai meningkatnya risiko bagi warga negara mereka di negara tersebut. Hal itu terkait perselisihan diplomatik yang dipicu oleh komentar Perdana Menteri Sanae Takaichi tentang Taiwan tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

Mahasiswa China yang sudah berada di Jepang maupun yang berencana pergi ke sana diminta untuk memantau secara cermat situasi keamanan setempat. Demikian lapor penyiar negara CCTV pada Minggu, 16 November 2025 mengutip Kementerian Pendidikan.

Ketegangan Terkait Taiwan

Baca Juga: Viral Warga India Ngotot saat Ditegur karena Merokok di Jepang, Bukannya Patuh Malah Ngelawan

China Vs Taiwan. [Ftnews]Dikutip Bloomberg, ketegangan antara kedua negara meningkat sejak Takaichi mengatakan bulan ini bahwa penggunaan kekuatan militer dalam konflik Taiwan dapat dianggap sebagai “situasi yang mengancam kelangsungan hidup” — sebuah klasifikasi yang akan memberikan justifikasi hukum bagi Jepang untuk melakukan intervensi.

Beijing menuduh Takaichi mencampuri urusan dalam negerinya dan menuntut pencabutan komentar tersebut. Sebaliknya, Tokyo mempertahankan pendiriannya terkait pandangan tersebut.

Baca Juga: Ratu Kripto Asal China Dibui 11 Tahun di Inggris atas Penipuan Bitcoin Rp110 Triliun

Peringatan Kementerian Pendidikan itu muncul setelah China sebelumnya menyarankan warganya untuk menghindari bepergian ke Jepang dalam waktu dekat, sebagai bentuk pembalasan signifikan pertama Beijing dalam perselisihan tersebut.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada Jumat malam bahwa “pernyataan Takaichi yang sangat provokatif mengenai Taiwan” telah merusak suasana pertukaran China-Jepang dan menimbulkan risiko besar bagi keselamatan warga China di sana.

Ketegangan Meluas

Taiwan atau Republik Tiongkok. [Google Maps]Pada Minggu pagi, empat kapal Penjaga Pantai China bersenjata berlayar melalui perairan sengketa yang dikendalikan Jepang sebelum pergi. Kedua negara mengklaim gugusan pulau tak berpenghuni yang dikelola Jepang di Laut China Timur itu, dan semakin umum terlihat kapal-kapal China di perairan tersebut.

Penjaga Pantai China mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka melakukan “patroli penegakan hak” melalui perairan itu dan menyebutnya sebagai operasi yang sah.

China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan telah berjanji untuk merebut kembali pulau berpenduduk 23 juta itu suatu hari nanti — dengan paksa jika diperlukan. Tokyo tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taipei tetapi telah menyuarakan penolakan terhadap setiap upaya mengubah status quo secara sepihak, serta menegaskan bahwa isu lintas selat harus diselesaikan secara damai.

Takaichi tidak mengatakan bahwa Jepang akan mengerahkan militernya dalam skenario terkait Taiwan, tetapi pengakuannya mengenai risiko eksistensial memberikan kejelasan lebih besar dibandingkan pemerintahan sebelumnya tentang bagaimana Tokyo memandang kemungkinan invasi China.