Lifestyle

Kisah Kue Keranjang Suguhan untuk Dewa Dapur agar Beri Laporan yang Baik pada Kaisar Langit

Diana Runtu
Rabu, 29 Januari 2025 | 16:03 WIB
Kisah Kue Keranjang  Suguhan untuk Dewa Dapur agar Beri Laporan yang Baik pada Kaisar Langit
Kue keranjang makanan wajib saat Imlek/Foto: bandung.go.id

Jika bicara Imlek atau Tahun Baru China, orang lantas teringat dengan makanan khas Imlek, kue keranjang. Seperti tak afdol jika di Tahun Baru tidak ada hidangan kue keranjang.

rb-1

Konon, kue keranjang adalah suguhan untuk para dewa. Di Wikipedia disebut, kue ini untuk menyenangkan Dewa Tungku (Cau Kun Kong) agar membawa laporan yang menyenangkan kepada raja Surga (Giok Hong Siang Te).

Kisahnya, setiap tahun Dewa Dapur akan membuat laporan kepada Kaisar Langit. Orang-orang khawatir Dewa Dapur melaporkan hal buruk kepada Kaisar Langit. Sehingga untuk ‘menutup mulut’ Dewa Dapur, orang-orang memberikan kue keranjang agar Dewa Dapur tidak menjelek-jelekkan rumah warga. Itulah maka kue keranjang selalu dipersembahkan sebelum tahun baru Imlek.

rb-3

Foto: bandung.go.id

Kue keranjang yang dalam bahasa Mandarin disebut Nian Gao atau Niangao di Indonesia memiliki sejumlah nama. Ada yang menyebutnya kue bakul, dodol Tionghoa, dodol Cina atau jenang Cina. Dari semua nama-nama itu paling akrab disebut dengan kue keranjang. Itu karena memang bentuknya yang seperti keranjang,

Seperti umumnya dodol, kue ini terbuat dari tepung ketan dan gula, memiliki tekstur kenyal dan lengket. Selain di Beijing, kue keranjang ini merupakan makanan khas Imlek yang wajib ada.

Dikutip dari Wikipedia, kue keranjang dipergunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, tujuh hari menjelang tahun baru dan puncaknya pada malam menjelang tahun baru Imlek. Sebagai sesaji, kue ini biasanya tidak dimakan sampai Cap Go Meh (malam ke-15 setelah tahun baru Imlek).

Foto: bandung.go.id

Makna Kue Keranjang

Dalam kepercayaan orang Tionghoa, nian gao melambangkan pendapatan dan kedudukan yang lebih tinggi, anak-anak tumbuh dengan baik, dan dipercaya sepanjang tahun menjadi lebih baik.

Karena alasan itulah, memakan nian gao atau kue keranjang saat Imlek dianggap membawa keberuntungan. Seperti makna pengucapannya, kue keranjang dipercaya membuat kehidupan lebih tinggi atau mengarah kepada kebaikan.

Bentuknya yang bulat juga bermakna agar keluarga yang merayakan Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang, dikutip dari bandung.go.id

Kue keranjang bulat tak berujung melambangkan terikat tanpa batas. Sehingga bermakna keluarga yang merayakan Imlek selalu rukun dan bersama sepanjang tahun.

Membagikan kue keranjang saat Imlek melambangkan rezeki dan kemakmuran. Kue keranjang diharapkan membawa berkah dan kemakmuran untuk si pemberi maupun penerimanya. Juga sebagai simbol saling menolong.

Foto: bandung.go.id

Sementara teksturnya yang lembut dan kenyal menggambarkan keuletan, kegigihan, dan daya juang tinggi. Tekstur ini bermakna persaudaraan semakin erat dan menyatu setahun ke depan.

Kue keranjang yang bertahan lama bermakna hubungan yang awet dan berkualitas. Rasa manisnya bermakna sukacita atau kegembiraan dalam hidup. Dan, susunannya yang bertingkat dan mengerucut memiliki makna rezeki dan kemakmuran semakin meningkat.

Terakhir, proses pembuatannya yang memakan waktu lama bermakna sabar, kegigihan, keuletan, daya juang, keteguhan hati dalam meraih sesuatu yang diinginkan. Sehingga mendapatkan hasil maksimal dan terbaik.***

Tag Kue Keranjang Makanan Khas Imlek Kue Keranjang Makanan Dewa Makna Kue Keranjang Imlek 1576/2025M

Terkini