Kisah Nelayan Berusia 95 Tahun yang Menabung Belasan Tahun hingga Bisa Naik Haji

Daerah

Senin, 28 April 2025 | 18:11 WIB
Kisah Nelayan Berusia 95 Tahun yang Menabung Belasan Tahun hingga Bisa Naik Haji
Ilustrasi. (Pixabay @GLady)

Ada banyak cara Allah SWT memanggil hambanya untuk pergi ke Tanah Suci. Seperti yang terjadi pada seorang nelayan berusia 95 di Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

rb-1

Kesabaran Salam Alifiah untuk menunaikan ibadah haji terbayarkan. Ikhtiar menabung 15 tahun akhirnya dapat mengantarkannya ke Tanah Suci.

Calhaj tertua Kabupaten Sergai ini berangkat menunaikan ibadah haji didampingi putranya Sari Gunawan (55). Warga Dusun I Desa Pekan Tanjung Beringin Kec. Tanjung Beringin ini berhaji dengan menabung hasil tangkapan melaut.

Baca Juga: Brutal! Rudal Israel Hancurkan Pesawat Jemaah Haji Milik Yaman

rb-3

Niat yang dibarengi kerja keras akhirnya bisa mewujudkan keinginannya untuk menunaikan Rukun Islam yang kelima.

Salam Alifiah. (kemenag.go.id)

"Saya sangat bersyukur akhirnya keinginan menunaikan ibadah haji terwujud meski sudah masuk di usia senja 95 tahun," sebut Kakek Salam saat Manasik Haji di Masjid Agung Sergai, seperti dikutip situs Kementerian Agama.

"Bahkan, saya telah menyandang sebutan Canggah atau Datuk karena telah memiliki cucu dan cicit," sambungnya

Baca Juga: Komisi VIII Minta "Haji Ramah Lansia" Jangan Cuma jadi Slogan

Suami dari Asiah (70) ini tercatat sebagai calon haji (calhaj) tertua dari Tanah Bertuah Negeri Beradat, julukan Kabupaten Sergai. Karena faktor usia, keberangkatan haji ayah 6 anak ini didampingi sang putra ketiganya Sari Gunawan (55).

Keduanya tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 14 Embarkasi Medan (KNO 14). Mereka berangkat pada gelombang II bersama 284 calon haji, termasuk petugas kelompok terbang (Kloter) lainnya asal Sergai.

Di antara mereka, ada 123 jemaah laki-laki dan 163 jamaah perempuan. Mereka bergabung dengan Calhaj asal kota Medan sebanyak 74 Calhaj.

Kakek Salam berbagi cerita bahwa niat berhaji sudah tertanam sejak puluhan tahun, sejak masih aktif sebagai nelayan tradisional. Sejak itu, kakek empat belas cucu ini terus menabung.

“Kadang satu hari bisa menabung Rp10 ribu sampai Rp20 ribu, jika hasil tangkapan lumayan banyak bisa menabung Rp50 ribu. Hal ini rutin dilakukan bapak selama 15 tahun dan sudah terkumpul sekitar Rp25 juta, hingga akhirnya bapak tidak kami perkenankan lagi melaut karena faktor usia,” sebut Sari Gunawan, anaknya yang ikut mendampingi saat manasik.

Ilustrasi. (Pixabay @GLady)

Sari Gunawan menyebutkan, dengan bekal hasil tabungan orang tuanya yang sempat tersimpan belasan tahun setelah total tidak melaut lagi untuk setoran awal, akhirnya keluarga berembuk, menyelesaikan pelunasan biaya haji dan kebutuhan lainnya yang mencapai sekitar Rp20 juta lebih, setelah tujuh tahun mendaftar, seraya sebelumnya memutuskan dirinya yang mendampingi orang tua berangkat haji.

”Alhamdullilah. meski keinginan ayah kami sempat tertahan puluhan tahun untuk berhaji, Insya Allah tahun ini akan terwujud, bahkan bukan itu saja, saya juga bersyukur bisa ikut berhaji mendampingi ayah ke tanah suci yang telah dijadwalkan akan berangkat pertengahan Mei mendatang, ” ungkap Sari Gunawan.

Tag Jemaah Haji Haji haji nelayan haji tertua

Terkini