Komisi IX DPR Minta Pemerintah Transparan Terkait Penanganan Omicron

 

Forumterkininews.id, Jakarta – Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Netty Prasetiyani Aher, meminta pemerintah transparan dalam pengambilan langkah antisipatif Omicron. Hal itu ia katakan karena tingkat keterisian rumah sakit Bed Occupancy Rate (BOR) di DKI Jakarta naik hingga 54 persen pada (29/1).

“Jangan sampai masyarakat lengah akibat informasi yang mengatakan bahwa Omicron tidak separah varian Delta. Benarkah Omicron tidak berbahaya? Tapi mengapa jumlah ranjang terisi di rumah sakit makin meningkat, termasuk ruang ICU? Pemerintah harus dapat menjelaskan ini dengan baik,” kata Netty, Senin (31/1)

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan hingga 26 Januari 2022, total pasien yang sudah terkonfirmasi Covid-19 Omicron di Indonesia berjumlah 1.988 orang, dan 3 diantaranya meninggal dunia. Anggota Komisi IX DPR ini meminta masyarakat membangun kewaspadaan terhadap Omicron.

“Meski pasien meninggal disebabkan oleh akumulasi komorbid yang dideritanya, namun masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan,” ujar Netty.

Hal lain yang perlu diperhatikan pemerintah adalah kendala dalam mendeteksi varian ini yang harus menggunakan tes SGTF, tidak bisa dengan tes PCR dan antigen biasa.

“Tes ini (SGTF) masih sedang diproduksi dan tidak semua tempat menyediakan. Pemerintah harus memastikan kemampuan testing di daerah dalam mendeteksi varian secara lebih spesifik,” tambahnya.

Politisi PKS ini berharap pemerintah mengevaluasi beberapa hal penting dalam penanganan Omicron, antara lain, memperkuat tindakan pencegahan di masyarakat pada semua tatanan tempat kerja dan interaksi sosial ekonomi dengan disiplin prokes dan peningkatan testing dan tracing.

“Tracing kasus Omicron harus dilakukan dengan serius dan teliti. Perbanyak testing untuk mengcover kasus harian dengan alat tes khusus. Pemerintah pun harus merespon dengan baik kebutuhan rumah sakit akan alat dan dukungan infrastruktur lainnya. Jangan sampai RS enggan menerima pasien karena kurangnya dukungan ketersediaan alat dan cover pembiayaan,” tutup Netty.

Artikel Terkait