Kronologi Atap Asrama Putri Ponpes di Situbondo Ambruk: Hujan Deras Disertai Angin Kencang
Kabar duka datang dari Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Atap asrama putri Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, ambruk pada Kamis dini hari (30/10/2025).
Musibah tersebut terjadi saat hujan deras disertai angin kencang mengguyur wilayah itu sejak malam hari, menewaskan seorang santriwati berusia 12 tahun dan melukai belasan lainnya.
Detik-Detik Kejadian
Baca Juga: KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid, 10 Orang Diamankan
Atap Asrama Putri Ponpes di Situbondo Ambruk. [X]Menurut pengasuh ponpes, KH Muhammad Hasan Nailul Ilmi, hujan deras mulai turun sekitar pukul 23.00 WIB, sementara suara gemuruh dari arah lantai dua terdengar sekitar 00.30 WIB.
“Tiba-tiba terdengar suara keras seperti bangunan runtuh. Setelah kami periksa, ternyata atap kamar santri putri roboh dan menimpa para santriwati yang sedang tertidur,” ujarnya.
Di dalam kamar tersebut terdapat 19 santri putri, sebagian besar masih berusia belasan tahun. Mereka sempat panik dan berusaha menyelamatkan diri di tengah kegelapan dan derasnya hujan.
Baca Juga: Miris! Kakek 71 Tahun Dipenjara Gara-gara Mencuri 5 Ekor Burung Senilai Rp50 Ribu
Ironisnya, bangunan yang ambruk itu bukanlah bangunan lama. Menurut KH Hasan, asrama tersebut baru selesai dibangun pada Juli 2023, sehingga baru berumur sekitar dua tahun empat bulan.
“Bangunannya masih baru. Kami tidak menyangka bisa ambruk. Ini murni musibah akibat hujan dan angin kencang,” tandasnya.
Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani sendiri telah berdiri sejak tahun 2007 dan kini menampung sekitar 300 santri putra maupun putri dari berbagai daerah di Jawa Timur dan sekitarnya.
Korban Jiwa dan Penanganan Darurat
Santriwati yang meninggal dunia diketahui bernama Putri Helmilia Okviantika (12), warga Dusun Rawan, Desa Besuki. Korban meninggal di lokasi akibat tertimpa material bangunan.
Sementara belasan santri lainnya mengalami luka-luka. Rinciannya, enam orang dirawat di Puskesmas Besuki, empat orang di RSUD Besuki, dan satu orang di RSIA Jatimned untuk perawatan intensif.
Tim relawan, aparat kepolisian, dan warga sekitar langsung bergotong royong mengevakuasi korban di tengah kondisi hujan yang masih mengguyur.
KH Hasan menegaskan bahwa tidak ada unsur kelalaian dalam peristiwa ini. “Kami sudah memastikan kondisi bangunan aman. Tapi alam tidak bisa diprediksi. Ini murni ujian dan musibah dari Allah,” tutur pengasuh ponpes dengan mata berkaca-kaca.
Pihak pesantren kini tengah berkoordinasi dengan aparat desa dan dinas terkait untuk memastikan keamanan seluruh santri, sekaligus memeriksa kembali kekuatan bangunan lain di area pondok.
Evaluasi dan Langkah Selanjutnya
Atap Asrama Putri Ponpes di Situbondo Ambruk. [Instagram]Pasca kejadian, Pemerintah Kabupaten Situbondo berencana melakukan audit struktural terhadap seluruh bangunan pondok pesantren di wilayah tersebut.
Langkah ini diambil untuk mencegah kejadian serupa, mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi melanda Jawa Timur hingga awal November 2025.
“Ini bukan sekadar duka untuk satu pondok, tapi pengingat bagi semua pengelola lembaga pendidikan agar lebih waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem,” pungkas salah satu pejabat setempat.
Kabar duka ini cepat menyebar di media sosial. Banyak warganet menyampaikan doa dan belasungkawa kepada keluarga korban serta seluruh santri di ponpes tersebut.
“Semoga almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah dan para santri lainnya diberi kesembuhan,” tulis salah satu akun di platform X (Twitter).