Kronologi Kasus Anjing Dibunuh, Berujung Ariana Beach Resort Amed Banjir Bintang Satu
Kasus dugaan pembunuhan seekor anjing betina yang baru melahirkan di kawasan Ariana Beach Resort Amed, Karangasem, Bali, viral di media sosial dan memicu kemarahan publik.
Dalam waktu singkat, resort ini diserbu ribuan ulasan buruk dan diberi bintang satu di Google Maps sebagai bentuk protes warganet.
Baca Juga: Kalah dari Malaysia, Pulau Langkawi Geser Bali Sebagai Pulau Terindah
Laporan Anjing Liar Agresif
Ilustrasi anjing (Meta AI)
Peristiwa bermula pada Senin, 29 September 2025, ketika pihak resort melaporkan adanya anjing hitam tanpa kalung yang disebut agresif karena menggigit dua tamu.
Baca Juga: Viral TPA Tutup, Gubernur Bali Wayan Koster Minta Warganya Urus Sampah Masing-Masing
Menindaklanjuti laporan tersebut, petugas Puskeswan Abang bersama perangkat desa datang ke lokasi pada keesokan harinya. Setelah berdiskusi dengan pihak hotel, diputuskan bahwa anjing tersebut harus dieliminasi.
Anjing Ternyata Baru Melahirkan
Ilustrasi anjing (Meta AI)
Saat dieksekusi, barulah diketahui bahwa anjing tersebut baru saja melahirkan empat anak. Ia ditemukan mati di depan Asling Villa, sementara empat anaknya ditinggal tanpa induk.
Pemilik anjing, Kadek SY, mengaku kecewa karena tidak diajak bicara sebelum anjingnya dimatikan.
“Saya menemukan anak-anak anjing itu ditinggal induknya. Tidak ada koordinasi sama sekali,” keluhnya.
Video Viral
Kejadian ini viral setelah diunggah ke Facebook oleh aktivis pecinta hewan. Publik mengecam keras tindakan resort dan aparat desa yang dinilai terburu-buru dan tidak berperikemanusiaan.
Di berbagai grup Facebook dan Instagram pecinta anjing, beredar narasi bahwa anjing tersebut ditembak atas perintah pemilik resort karena sering mencari sisa makanan.
Ariana Beach Resort Dibanjiri Rating Bintang 1
Sebagai bentuk protes, ribuan netizen langsung menyerbu Google Maps dan media sosial Ariana Beach Resort Amed. Hingga saat ini, tercatat lebih dari 1.700 ulasan bintang satu masuk ke akun Google Maps mereka.
Beberapa komentar pedas warganet:
“Jangan pernah stay di sini. Tidak ada prikemanusiaannya sama sekali!”
“Resort terburuk! Tidak punya hati nurani!”
“Masih banyak resort lain yang lebih menghargai makhluk hidup.”
Selain di Google, akun Instagram resort juga dibanjiri komentar kecaman.
Mediasi dan Kesepakatan
Karena situasi memanas, dilakukan mediasi antara pemilik anjing, pihak desa, dan pihak hotel. Hasilnya:
Empat anak anjing diadopsi oleh pihak resort,
Dibuat berita acara resmi,
Resort wajib melaporkan perkembangan anak anjing setiap 10 hari sekali,
Postingan viral di media sosial akan dihapus sebagai bagian dari penyelesaian kasus.
Pernyataan Pemerintah
Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Karangasem akhirnya angkat bicara. Kepala dinas I Made Sugiarta menegaskan bahwa ke depan penanganan anjing liar tidak lagi boleh dilakukan dengan eliminasi sepihak.
“Fokus kami ke depan adalah vaksinasi, kontrol populasi, dan program adopsi,” tegasnya pada Jumat, 3 Oktober 2025.
Kasus ini menjadi pelajaran bahwa penanganan hewan liar tidak bisa dilakukan secara sembrono, apalagi menyangkut nyawa induk yang baru melahirkan. Reaksi publik membuktikan bahwa kesadaran terhadap hak hewan di Indonesia semakin tinggi.
Apakah kasus ini sudah selesai?
Secara hukum mungkin iya, tetapi di mata publik, luka moralnya belum benar-benar terhapus. Banyak netizen masih menyerukan boikot Ariana Beach Resort Amed, menunggu permintaan maaf resmi dan transparansi pengelolaan hewan di wilayah tersebut.