Kursi Kayu Belanda di Bekas Rumah Sakit Paru Rejang Lebong, Saksi Bisu Seabad yang Masih Utuh
Sebuah kursi kayu tua peninggalan Belanda di Kelurahan Beringin Tiga, Kecamatan Sindang Kelingi, Kabupaten Rejang Lebong, masih berdiri kokoh hingga kini.
Kursi ini menjadi saksi sejarah keberadaan Rumah Sakit Paru peninggalan kolonial yang dulunya megah pada masa penjajahan Belanda.
Kursi berusia hampir satu abad itu disimpan oleh warga setempat setelah diselamatkan dari reruntuhan bangunan rumah sakit yang dihancurkan oleh pihak Belanda menjelang masuknya tentara Jepang pada tahun 1942.
Baca Juga: Situs Batu Lebar Seguring: Jejak Awal Masuknya Islam di Rejang Lebong, Bengkulu
Sisa-sisa pondasi bangunan Rumah Sakit Belanda di Rejang Lebong. [Habibi Ifriansyah/ FTNews.co.id]
Lelawanawati, warga asli Beringin Tiga, menuturkan bahwa kursi tersebut telah dijaga keluarganya selama puluhan tahun.
“Kursi ini ditemukan orang tua saya di puing-puing rumah sakit. Kata orang tua, Belanda sendiri yang merusak bangunannya agar tidak direbut Jepang. Yang tersisa cuma kayu ini, lalu dibawa ke rumah,” ujarnya.
Baca Juga: Pernah Berdiri Rumah Sakit Paru Zaman Belanda di Rejang Lebong, Kini Tinggal Cerita
Meski usianya mendekati seabad, kursi itu masih tampak kokoh.
Menariknya, bagian atas kursi dibuat tanpa satu pun paku—semuanya disambung dengan teknik pahatan dan simpul kayu. Sementara bagian bawahnya menggunakan paku besi kecil sebagai penguat.
“Atasnya tidak ada paku, tapi rapat dan kuat sekali. Bawahnya baru ada paku, mungkin untuk memperkuat dudukan,” jelas Lela.
Jejak Rumah Sakit Paru Zaman Kolonial dan Cerita Mistis